Di Singaraja, Buleleng, Bali, mahasiswa Hindu yang tergabung dalam Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) dan mahasiswa Muslim dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bergandengan tangan turun ke jalan. Eiiit, jangan salah, mereka tidak melakukan aksi demo.
Mahasiswa-mahasiswa itu mengumpulkan donasi (sumbangan) untuk korban bencana Bali. Seperti diberitakan banyak media, tanah longsor menerjang wilayah di sejumlah kabupaten di Bali hingga menimbulkan banyak korban jiwa.
Sejak Minggu, 12 Februari 2017, sore hingga malam, sejumlah mahasiswa berdiri di persipangan dekat lampu pengatur lalu-lintas. Kendaraan yang berhenti mereka dekati, sembari menyodorkan kotak putih. Para sopir dan pengendara motor mengeluarkan uang dari dompet atau kantong, lalu dimasukkan ke kotak putih itu. Tentu saja ada sopir dan pengendara motor yang pura-pura tak paham, diam saja. Ada juga yang menggeleng dengan sangat halus dan sopan.
Tapi bukan perilaku pengendara itu yang menarik. Tapi yang menarik justru para mahasiswa yang menyodorkan kotak putih atau biasa disebut kotak donasi.
Di setiap persimpangan ada sekitar 3 hingga 5 mahasiswa. Sebagian laki-laki memakai kamben, selempod/selendang lengkap dengan udeng atau destar, sebagian lagi menggunakan peci. Sebagian perempuan memakai kamben dan selempod, sebagian lagi menggunakan jilbab.
Mereka tampak bergembira, bersama-sama “merayu” pengendara agar mau berdonasi. Benar, mereka tampak bergembira bersama-sama. Kadang mereka tampak bercanda jika lampu lalu-lintas menyala hijau dan pengendara sedang bergerak.
Ada semacam keyakinan, para pengendara itu lebih tergerak hatinya untuk menyumbang setelah melihat kerukunan para mahasiswa itu. Buktinya, pada hari pertama saja, aksi yang dilakukan hanya pada sore hari itu sudah berhasil mengumpulkan sekitar Rp 7 juta.
Made Teja Artha Sakti Sukma, Ketua KMHDI Buleleng, mengatakan aksi pengumpulan donasi itu bukan hanya dilakukan mahasiswa KMHDI dan HMI, melainkan juga mahasiswa dan pemuda dari organisasi lain seperti KNPI, Peradah dan PPLB.
Setelah donasi terkumpul, rencananya tanggal 19 Februari akan diserahkan kepada warga korban bencana yang benar-benar membutuhkan, terutama siswa-siswa sekolah. Prioritasnya nanti diberikan kepada korban di wilayah Kintamani, Bangli, dan wilayah Buleleng, karena dua daerah itu yang paling parah terkena bencana longsor dan banjir.
Sejak Kamis 9 Februari hingga Sabtu 11 Februari, sejumlah daerah di Bali diterjang banjir dan tanah longsor. Akibatnya di daerah Kintamani, Bangli, terdapat 13 korban jiwa. Dan di daerah Buleleng diberitakan ada 2 korban jiwa. Selain itu, banyak warga luka-luka dan dirawat di rumah sakit, banyak juga yang selamat namun kehilangan rumah dan harta benda. (T)