ANAK-ANAK muda begitu antusias mengikuti agenda Kriyaloka (Workshop) Produksi Konten Digital Kreatif dan Edukatif antuk Basa, Aksara dan Sastra Bali dalam ajang Bulan Bahasa Bali (BBB) VII, Senin 3 Pebruari 2025.
Lantai bawah Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, penuh dengan anak-anak muda. Apakah, mereka memang senang dan menyukai tema yang dibahas atau ini memang strategi yang deterapkan Dinas Kebudayaan Bali telah berhasil dalam menggaet anak-anak muda.
Itu memang menjadi tantangan dalam pelaksanaan BBB tahun 2025 ini, sehingga setiap agenda dikemas lebih dinamis dan kreatif. Termasuk lebih banyak mengkolaborasikan dengan dunia digital, sehingga generasi muda bisa terlibat dalam membumikan bahasa Bali.
Kriyaloka itu menampilkan pembicara Konten Kreator terkenal, yakni Kadek Puja Astawa alias Hai Puja. Ia tampil mengisi workshop Konten Digital Kreatif atau Edukatif Basa, Aksara dan Sastra yang dipaparkan sangat menarik, seperti gayanya di dalam Media Sosial (Medos).
Mungkin karena sudah terkenal, Puja Astawa selalu mendapat respon ketika memaparkan topik yang dibahas. Penjelasnya begitu padat dan mudah diterima peserta, sehingga menarik para peserta untuk bertanya.
Pada kesempatan itu, Puja Astawa mengayakan, media sosial seperti kartu nama, tempat untuk memperkenalkan punya usaha atau kegiatan semua itu bisa mendatangkan uang. Caranya dengan membuat konten yang sangat sederhana, namun bisa diterima.
“Kita menonton aja konten orang lain dulu, lalu pelajari terus, lantas membuat gaya dan sesuai kharakter seperti kita punya,” ungkap Puja.
Ia menegaskan memang perlu proses yang berulang -ulang, dari video pertama hingga video ke sepuluh pasti ada perbedaan. Misalnya cara membuat banten, cara membuat sambel atau yang lainya. Mesti lebih sering menonton mereka. “Lalu, kita praktikan kemudian rekam,” ujarnya.
Jika itu dilakukan, lama-lama akan menjadi terbiasa. “Ini yang kita tidak sadar dari konten digital, bisa jadi ada orang yang pesan, membeli atau bahkan menjadi pelanggan tetap. Siapapun bisa mendapatkan penghasilan sepeti itu, “ ungkapnya.
Kriyaloka produk konten kreatif dan edukatif di Bulan Bahasa Bali | Foto;:Bud
Dalam pembuatan konten, Puja Astawa mengatakan, harus dibuat semenarik mungkin, Lebih mewah dan kreatif. Utamanya adalah kemampuan komunikasi yang baik akan lebih membuat peluang yang luas di jagat maya.
Para kreator juga harus mampu menentukan siapa target penonton. Apakah kalangan anak-anak, ibu-ibu rumah tangga. Semua itu harus menyesuaikan. “ Kalau anak, buat untuk anak-anak. Kuncinya jangan malu, dan konsistensi,” tandasnya.
Lalu, pembicara kedua Ni Putu Ayu Suangningsih membahas soal persiapan sebelum mengikuti lomba konten kreator agar memperhatikan konsep pembuatan yang baik dan benar. “Ada beberapa tahapan yang mesti dilalui,” ucap Ayu Suangningsih dari BASAbali Wiki itu.
Misalnya video pembukaan, isi dan penutup harus jelas, begitupun tematik yang diangkat mesti menarik, lalu dibahasakan dengan jelas. “Workshop ini nantinya dijadikan bahan untuk para peserta dalam lomba membuat konten digital kreatif atau edukatif basa, aksara dan sastra,” ungkapnya.
Panitia BBB VI, Agung Wiriawan menyebutkan, jumlah peserta workshop ini diikuti sebanyak 100 orang dari berbagai kalangan, diantaranya mahasiswa, penyuluh, dan masyarakat umum. Semua peserta tampak bersemangat mengikut acara ini, sebagai bentuk persiapan lomba.
Bagi peserta yang ikut lomba akan mengumpulkan karya konten yang wajib menggunakan Bahasa Bali dan diunggah di medsos, seperti IG dan akan ditutup pada 10 Februari 2025. Penyelenggaraan workshop ini untuk meningkatkan kepedulian anak muda terhadap bahasa Bali.
“Ajang ini untuk meningkatkan kemauan dan kegemaran generasi muda dalam menggunakan bahasa Bali sebagai sarana dalam membuat konten-konten di medsol, sehingga pelestarian dan pengembangan bahasa Bali akan dapat berjalan dengan baik,” pungkas Agung Wiriawan. [T]
Reporter/Penulis: Budarsana
Editor: Adnyana Ole