BAKAL CALON DPD Dr. Gede Suardana bersama anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika tampil mesra di publik membicarakan generasi milenial dalam acara diskusi Sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan di RAH The House of Legal Experts Denpasar, Selasa, 21 Februari 2023.
Acara diskusi itu memang dihadiri kaum milenial. Dan tampaknya, baik Mangku Pastika maupun Gede Suardana sama-sama tertarik untuk mengajak generasi muda aktif dalam pemilu bukan karena iming-iming uang atau bansos, namun karena hati nurasi dan kecintaan pada bangsa.
Di depan, Mangku Pastika dan Gede Suardana tampil hangat. Mereka kerap bercakap-cakap dan tersenyum lepas. Terkadang juga saling memberikan respon atas materi yang diberikan.
Gede Suardana yang ketua KPU Buleleng 2023 merupakan salah satu balon DPD RI. Tokoh muda asal Buleleng ini tengah mengikuti proses pencalonan di KPU Bali bersama 17 orang lainnya.
Sementara Mangku Pastika yang Gubernur Bali dua periode adalah tokoh senior yang telah berpengalaman dalam politik di Bali. Ia telah memutuskan tidak melanjutkan karier politiknya di DPD RI pada pemilu 2024.
Tokoh senior dan tokoh muda ini sama-sama berasal dari Buleleng, di kecamatan yang sama, yaitu Seririt. Suardana lahir di Seririt dan Mangku Pastika asal Desa Patemon.
Dalam acara itu Made Mangku Pastika berbicara lugas soal peran generasi muda dalam pemilu. Ia mengatakan, generasi muda Bali sebaiknya menjadi pemilih yang rasional dan tidak terjebak politik identitas dalam tahapan Pemilu 2024 ini.
“Generasi muda harus bangkit dan berpartisipasi, jangan skeptis dan apatis saat pemilu, karena memiliki peran penting untuk menentukan pemimpin ke depan,” kata Mangku Pastika
Dr Gede Suardana dalam acara itu juga bicara soal generasi muda. Ia berpendapat Pemilu 2024 adalah momentum baru bagi generasi milenial untuk hadir di situ.
Dan, menurutnya, politik uang dan bansos kerap menjadi pilihan calon yang maju dalam pemilu. Para politisi menggunakan politik uang karena mereka tidak memiliki ide dan gagasan yang bagus untuk dijalankan ketika nanti terpilih.
Oleh karena itu, Gede Suardana mengajak generasi muda untuk memilih berdasarkan rekam jejak calon, beserta ide dan gagasannya.
“Generasi milenial harus berani tampil dan hadir dalam pemilu. Generasi milenial jangan apatis, karena jika tidak hadir di pemilu maka tidak akan ada perubahan,” kata Gede Suardana.
Ia menambahkan, masa depan bangsa dan daerah ditentukan melalui proses politik. Oleh karena itu, generasi muda jangan mau hanya menjadi objek politik, tetapi harus mampu menjadi subjek politik.
Gede Suardana yang mantan Ketua KPU Buleleng itu melihat selama ini di kalangan generasi milenial masih ada stereotip bahwa politik lekat dengan korupsi, intrik dan hal-hal yang licik sehingga mereka menjadi enggan untuk berpolitik.
Selain Mangku Pastika, dalam acara sosialisasi itu juga hadir akademisi Prof. Dr. Gede Yusa, S.H., M.H. Acara itu dimoderatori Drs. Nyoman Wiratmaja, M.Si.
Kemesraan Mangku Pastika dan Suardana cukup mengejutkan. Pasalnya, selama beberapa waktu belakangan, justru beberapa tokoh senior balon DPD yang merapat sowan ke Mangku Pastika.
Ketika ditanya apakah kehadiran mereka di publik bersama-sama akan berlanjut hingga pemilu 2024, Suardana hanya tersenyum.
“Sebuah kehormatan dipercaya untuk menjadi pemateri dalam sosilisasi empat pilar bangsa yang digelar oleh Bapak Made Mangku Pastika selaku DPD RI, tokoh senior yang banyak berjasa untuk Bali dan saya kagumi seperti tokoh-tokoh senior di Bali lainnya. Waktunya untuk belajar banyak dari beliau,” ujar mantan jurnalis ini tersenyum.
Tentu saja menarik disimak langkah dari Suardana si anak panti asuhan ini yang secara mengejutkan ikut berkontestasi dalam jalur DPD RI.
Begitu juga menarik mengamati ke mana Mangku Pastika akan memberikan dukungannya.
Apakah tokoh Bali masih dari kalangan senior (baby boomers) atau akan ada transisi kepemimpinan di Bali ke tokoh muda dari generasi X pada Pemilu 2024? Menarik untuk dinantikan. [T][Ole]