BULELENG | TATKALA.CO – Perayaan Bulan bahasa Bali di Kabupaten Buleleng diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari siswa SD, SMP dan SMA/SMK, hingga kelian adat atau bendesa adat. Siswa, paiketan karma istri dan kelian atau bendesa adat itu turut terlibat dalam lomba-lomba yang mereka ikuti.
Ada 6 kategori lomba dalam perayaan Bulan bahasa Bali di Kabupaten Buleleng yang diikuti perwakilan dari masing-masing kecamatan se-Buleleng. Total jumlah pesertasebanyak 72 peserta.
Lomba-lomba dan perayaan Bulan bahasa Bali untuk Kabupaten Buleleng diselenggarakan di halaman Wantilan Sasana Budaya Singaraja.
Adapun 6 katagori lomba yang diselenggarakan, diantaranya lomba Nyurat Aksara Bali tingkat Sekolah Dasar (SD), lomba Nyurat Lontar tingkat SMP, lomba Debat Mebasa Bali tingkat SMA/SMK, lomba Ngewacen Lontar tingkat remaja, lomba Nyatua Bali tingkat paiketan Krama Istri dan lomba Pidarta antar Kelian/Bendesa Adat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa membuka secara resmi pelaksanaan berbagai kegiatan Bulan bahasa bali di Buleleng, Kamis, 9 Februari 2023, di Wantilan Sasana Budaya..
“Bulan Bahasa Bali sebagai landasan untuk bisa bisa memperkuat, mendorong serta mengedukasi masyarakat khususnya generasi muda untuk bisa melestarikan bahasa dan aksara Bali,” kata Sekda Suyasa usai membuka pelaksaan Bulan bahasa Bali itu.
Menurut Suyasa, pelaksanaan berbagai kegiatan dalam Bulan Bahasa Bali ini adalah upaya-upaya penting untuk menyadarkan masyarakat, terutama anak-anak muda di Bali, bahwa bahasa Bali harus dilestarikan karena menjadi suatu keunikan.
“Mari jadikan Bulan Bahasa Bali ini sebagi momentum untuk melestarikan aksara dan sastra Bali,” katanya.
Bali, kata Suyasa, dikenal menjadi destinasi pariwisata yang diakui dunia karena memiliki berbagai keunikan. Salah satu keunikan itu adalah bahasa Bali. Bahasa Bali itu bukan sekadar bahasa untuk berkomunikasi, melainkan juga bahasa yang mengandung teks-teks pemahaman tentang berbagai pengetahuan leluhur, terutama pengetahun tentang kearifan-kearifan masa lalu.
Sekda Suyasa menekankan, sesuai visi Gubernur Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, menyebutkan bahwa semua hal yang bersifat kearifan lokal harus dilestarikan yang salah satunya melalui Bulan Bahasa Bali ini.
“Jadi, kita di daerah wajib mendukung upaya-upaya kelestarian kearifan lokal itu,” sambung Suyasa yang pernah menjabat sebagai Kadisdikpora Buleleng itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Nyoman Wisandika mengatakan memasuki Bulan Bahasa Bali yang ke 5 pada tahun ini, yang mengambil tema “Segara Kerthi “Campuhan Urip Sarwa Prani” yang diartikan sebagai Bulan Bahasa Bali sebagai altar pemuliaan bahasa, aksara dan sastra Bali untuk memaknai laut sebagai awal dan akhir kehidupan makhluk.
Dengan pengertian seperti itu, kata Wisandika, maka dalam Bulan bahasa Bali ini diadakan beberapa perlombaan guna meningkatkan kembali budaya tentang aksara dan sastra Bali setiap tahunnya.
Ia berharap, kegiatan seperti ini bisa sebagai ajang penggalian potensi generasi muda dalam melestarikan budaya aksara Bali. “Dimana pemenang dari masing-masing perlombaan akan kembali diikutsertakan mewakili kabupaten dalam perlombaan Bulan Bahasa Bali tingkat provinsi,” kata Wisandika. [T][Ado/Adv]