Banyak orang cemas dan khawatir, pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa melenceng dari sasaran. Ketika diberikan uang tunai, warga justru menggunakan untuk hal-hal tak berguna, atau digunakan untuk membeli sesuatu yang tidak benar-benar diperlukan.
Di Desa Jinengdalem, Buleleng, kekhawatiran itu setidaknya bisa ditepis. Perbekel Jinengdalem Ketut Mas Budarma bersama aparat pemerintah desa (Pemdes) punya strategi jitu untuk menepis kekhawatiran itu.
Agar bantuan ini lebih tepat sasaran dan tepat fungsi untuk pemenuhan kebutuhan pokok, pihak Pemdes bekerjasama dengan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) Jinengdalem menyediakan paket sembako seharga Rp. 100.000. Paket sembako itu disiapkan pada saat warga menerima bantuan uang tunai.
“Kami harapkan setiap penerima dapat membeli sembako sebagai kebutuhan pokoknya. Sehingga apa yang menjadi tujuan bantuan ini dapat tepat sasaran dan bermanfaat,” kata Perbekel Ketut Mas Budarma di sela-sela penyerahan BLT Dana Desa di Jinengdalem, Rabu (16/2/2022).
Dan, ternyata warga desa penerima BLT memang sadar kalau dana itu memang digunakan untuk membeli kebutuhan pokok. Begitu mereka menerima dana BLT, mereka langsung membelikan paket sembako yang disiapkan Bumdes.
“Kami sediakan 100 paket sembako, dan semuanya habis,” kata Ketut Mas Budarma. “Nanti untuk hari-hari selanjutnya, kami harapkan warga membeli sembako di tempat-tempat penjualan sembako di Jinengdalem,” lanjutnya.
Perbekel Jinengdalem Ketut Mas Budarma mengatakan, Desa Jinengdalem mengalokasikan Dana Desa untuk BLTDD sebanyak 40,2% atau Rp. 370.800.000 dari total Dana Desa yang diterima sebanyak Rp. 922.682.000.
“Hasil musyawarah desa, sebanyak 103 KPM (keluarga penerima manfaat) yang dianggarkan untuk BLTDD ini, memperoleh Rp. 300.000 per bulan selama setahun,”jelasnya.
Untuk mencegah potensi kerumunan di tengah pandemi Covid-19, pihak desa mengatur penyaluran bantuan sesuai jadwal per masing-masing banjar dinas.
”Dari 5 banjar dinas yang ada, kami atur waktunya, wajib menggunakan masker dan mengatur jarak. Sebanyak 25 KPM kategori disabilitas dan sakit dibawakan oleh kelian dusun ke rumahnya dalam penerimaan BLTDD. Ini merupakan wujud pelayanan kami bagi KPM yang tidak bisa datang ke kantor desa,” tambahnya.
Keterangan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Buleleng menyebutkan, di tahun 2022 ini, sejumlah desa di Kabupaten Buleleng memang telah mulai menyalurkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) untuk bulan Januari s.d Pebruari 2022.
Kepala DPMD Buleleng Nyoman Agus Jaya Sumpena, mengatakan sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 190/PMK.07/2021 tentang pengelolaan dana desa, disebutkan desa wajib mengalokasikan minimal 40 persen dari pagu Dana Desa yang diterima untuk jaring pengaman sosial dampak ekonomi akibat adanya pandemi Covid-19 yang dituangkan dalam APBDes.
“Dari laporan, sebanyak 20 desa hari ini menyalurkan BLTDD dan akan berlanjut desa-desa yang lain,” ungkapnya.
Menurut Jaya Sumpena, dari 129 desa yang ada di Kabupaten Buleleng, Dana Desa total sebanyak Rp. 126.128.286.000. Sementara untuk alokasi BLTDD total sebanyak Rp. 52.128.000.000 dari 14.480 keluarga penerima manfaat (KPM). Masing-masing KPM mendapat dana sebanyak Rp. 300.00 per bulan.
”KPM ini tentunya sesuai kriteria dan telah melalui proses musyawarah desa melibatkan BPD, perangkat desa, tokoh adat dan stake holder lainnya yang dituangkan dalam peraturan desa atau perdes,” katanya.[T][Ado/*]