29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

Putu Eka Guna YasabyPutu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
inEsai
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

Putu Eka Guna Yasa

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua adalah tempat pulang: rumah berteduh dengan rekah senyuman yang tanpa syarat dan hangat pelukan yang tanpa batas. Mereka akan menerima anaknya dalam segala kondisi, baik suka duka lara maupun nestapa.

Karena itulah Kakawin Nitīśāstra menyebut tidak ada kasih sayang yang lebih tinggi dari yang dilimpahkan oleh orang tua kepada anaknya: norāna sih manglәwihana sih ikaṅ atanaya.

Kasih sayang orang tua yang demikian tulus, apabila tidak dikendalikan dengan kehati-hatian bukan berarti tanpa konsekuensi. Pustaka Ādiparwa dengan terang menyebutkan dua cerita tentang hal ini dalam kisah Drәṣṭaratta dan Bhagawan Drona. Keduanya diketahui sebagai pemimpin. Drәṣṭaratta adalah pemimpin negara, sedangkan Bhagawan Drona merupakan pemimpin di bidang agama. Keduanya diyakini berhasil memimpin orang banyak, tetapi keliru dalam mendidik seorang anak.

Konsekuensi

Drәṣṭaratta yang terlalu menyayangi Duryoddhana menyebabkannya menghalalkan segala cara agar anaknya itu bisa memegang tampuk kekuasaan tertinggi di Kerajaan Hastina. Bahkan, pada saat Duryodana terbukti bersalah ketika merencanakan pembunuhan kepada Bhīma dengan cara meracuninya, Sang Raja Hastina tidak mau menjatuhkan sanksi apapun untuk menegakkan keadilan. Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh Drәṣtaratta kala anak-anaknya melakukan pembakaran rumah lak untuk membinasakan seluruh keluarga Pandawa dan Kunti.

Akibat taksanya hukum yang diterapkan oleh Drәṣṭaratta itu, perilaku Duryoddhana semakin tak terkendali. Drupadi yang dijadikan taruhan oleh Panca Pandawa ingin diperkosanya di balai sidang, sedangkan Krisna awatara Wisnu itu dihina ketika menjadi utusan perdamaian, dan puncaknya berbagai perilaku kriminal dilakukan oleh Duryodana untuk memenangkan perang di Kuruksetra.

 Situasi yang tidak berbeda juga dialami oleh Bhagawan Drona. Ia sebagai guru loka juga terjebak pada kasih sayang yang berlebihan kepada anaknya yang bernama Aswatama. Sebagai ayah, Bhagawan Drona merasa ingin memberikan yang terbaik untuk anak semata wayangnya itu akibat penderitaan yang dialami Aswatama ketika ia kecil. Bhagawan Drona dan istrinya nyaris tak pernah mampu memberikan setetes susu ataupun mentega kepada anaknya karena dijerat kemiskinan. Oleh sebab itulah, ia memutuskan untuk menjadi guru di Kerajaan Hastina dengan harapan kualitas dan kesejahteraan hidup yang lebih baik.

Namun sayang, di masa pembelajaran tersebut Aswatama justru lebih banyak bergaul dengan Korawa sehingga tabiat buruk Korawa juga menyusup ke dalam liang hatinya. Hal inilah yang menyebabkan Bhagawan Drona dibujuk oleh Aswatama untuk berpihak pada Korawa ketika perang Bharata Yuddha berkecamuk. Ia tak punya pilihan lain atas ancaman anaknya untuk bergabung ke pihak Korawa. Akibatnya, Guru Drona yang tahu bahwa kebenaran menyala di ujung-ujung panah Pandawa tidak bisa ikut membesarkan cahaya itu. Guru Drona memberikan restu pada kemenangan Arjuna, meski raganya ada di pihak Korawa.

Kakawin Nitīśāstra

Kisah Drәṣṭaratta dan Bhagawan Drona di atas menitipkan pesan bahwa pemberian kasih sayang yang tidak didasari kewaspadaan justru menyebabkan keduanya jatuh pada kesengsaraan. Berbagai situasi tentu dapat mendorong seseorang untuk melimpahkan kasih sayang yang tanpa kendali kepada anaknya, meski tanpa disadari pujian yang terlalu banyak tak membuat anak tahan terhadap ujian kehidupan. Sampai di titik ini, seni melimpahkan kasih dengan cara dan waktu yang tepat perlu dipelajari oleh setiap insan yang bertugas menjadi orang tua.

Pustaka Kakawin Nitīśāstra tampaknya memberikan peta jalan untuk ke luar dari labirin kelindan kompleks hubungan antara orang tua dan anak ini. Karya sastra ini menunjukkan waktu dan cara terbaik untuk mengasuh sekaligus mengasah kemampuan anak sesuai dengan tingkat umurnya.

Karya sastra yang dalam tradisi Bali diyakini ditulis oleh Dang Hyang Nirartha ini menyatakan bahwa: anak yang sudah berumur lima tahun mesti disayangi seperti seorang anak raja (tiŋkahiŋ sutta śaśāṇa kadi rāja tanaya ri huwusiṅ limaṅ tahun). Ketika sudah berumur tujuh tahun, ia diperlakukan seperti pelayan (sāpṭa warṣā wara hulun). Lalu ketika anak sudah berumur sepuluh tahun, ia harus diajari aksara (sapuluhiŋ tahun nikā hurukĕnaŋ akṣarā). Setelah umurnya bertambah menjadi enam belas, anak dijadikan sahabat dengan kehati-hatian tinggi dalam menetapkan hukuman kepadanya (yapwan ṣodaśāwarṣā tulya wara mitrā tinahat-tahat dentā miḍaṇḍā). Demikian pula, ketika anak sudah berkeluarga dan memiliki keturunan, ia wajib dinasihati hanya menggunakan tanda-tanda oleh orang tuanya (yan wuṣ putrā sūputra tiṅhalana solah irā hurukniŋ nayeŋ gittha).

Bertitik tolak dari penjelasan di atas, karya sastra Kakawin Nitīśāstra mengajak kita untuk menyadari bahwa seorang anak tidak saja bertumbuh dari segi usia, tetapi juga bertambah dari segi pengetahuan dan pengalaman hidupnya. Oleh sebab itu, orang tua mesti memperlakukan anaknya dengan sikap yang berbeda dalam setiap jenjang umurnya. Perlakuan seperti rāja tanaya‘pangeran’ atau ‘putri’ wajib diusahakan ketika usia anak lebih dari lima tahun. Dalam situasi ini seorang anak memang sedang membutuhkan kasih sayang yang penuh dari orang tuanya. Maka berbagai keinginannya biasanya akan dituruti oleh orang tua sesuai batas kemampuannya.

Setelah anak berusia tujuh tahun, cara memperlakukan anak seperti pangeran atau putri raja harus dihentikan. Kakawin Nitīśāstra menyarankan agar ia dididik seperti seorang warahulunatau pelayan. Pada masa ini, seorang anak mulai dibiasakan mengikuti berbagai disiplin diri di tingkat keluarga. Ia diajarkan untuk seaktif-aktifnya untuk menyerap berbagai laku baik orang tua dan lingkungan terdekatnya. Ketika masa agraris dulu, anak yang biasa diajak untuk mengolah sawah pasti menjadi petani yang mampu hidup dari tanah di masa dewasanya. Demikian pula seorang anak yang terbiasa diajak untuk membantu orang tuanya di laut. Kelak ketika dewasa, ia akan menjadikan ombak sebagai sahabat yang membantunya untuk memindahkan ikan dari samudra hingga sampai di meja makan orang-orang yang hidup darat.

Selanjutnya, ketika usia anak menginjak umur sepuluh tahun, aktivitas literasi mesti ditanamkan. Pustaka Kakawin Nitīśāstra menyarankan agar anak mulai hurukĕnaŋ akṣarā atau diajari aksara. Dengan mempelajari berbagai tanda-tanda grafis itu, seorang anak diharapkan dapat mengakses berbagai pengetahuan tertulis. Kemampuan menulis yang sekaligus berhubungan erat dengan membaca ini pasti menjadi gerbang baginya untuk membuka dunia dan cakrawala pengetahuan yang lebih luas, baik di hulu masa lalu maupun masa yang akan datang. Kemampuan membaca aksara, akan membuatnya tidak buta dalam hal pengetahuan.

Lalu setelah anak berada di tangga umur enam belas tahun, Kakawin Nitīśāstra menyarankan agar anak diperlakukan sebagai wara mitrā‘sahabat’. Kenapa demikian? Karena pada masa krusial ini seorang anak sudah mulai beranjak dewasa. Dengan menjadikannya sebagai sahabat, anak akan lebih cenderung terbuka untuk menyampaikan berbagai tantangan hidup yang tengah dihadapinya kepada orang tuanya, terutama dalam hal cita-cita dan cinta. Keterbukaan komunikasi antara orang tua dan anak dalam masa transisi ini menjadi sangat penting agar anak tidak mencari pelarian keluar dari pagar-pagar yang telah ditetapkan oleh orang tuanya.

Terakhir, ketika seorang anak sudah berkeluarga dan memiliki keturunan, Kakawin Nitīśāstra menyarankan agar orang tua memberikan kepercayaan kepada anaknya untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama keluarga kecilnya sendiri. Orang tua mesti sadar dengan sepenuh hati untuk menarik diri dari kehidupan pribadi anaknya. Ia tak boleh lagi mengintervensi anak yang tengah berusaha menata dan meniti kehidupan barunya. Kalau seorang anak melakukan kekeliruan, ia cukup menasihatinya dengan memberikan tanda secara tidak langsung atau hanya mengandalkan nayeng gita. Dengan demikian anak akan memiliki ketangguhan dan keteguhan dalam menapaki tangga-tangga kehidupan untuk kelak diajarkan lagi kepada keturunannya.

Demikianlah Kakawin Nitīśāstra memberikan kita peta kognitif tentang momentum-momentum terbaik dan seni mendidik anak sesuai dengan tingkat umurnya. Waktu dan cara yang tepat ini penting disadari oleh orang tua agar anaknya kelak tumbuh menjadi pribadi yang matang dari segi fisik, mental, dan spiritual. Kematangan pendidikan anak dalam setiap jengkal perkembangannya juga akan menentukan bagaimana sikap anak dalam memperlukan orang tuanya di kala mereka sudah memasuki usia senja kelak.

Ketika tubuh orang tuanya sudah merenta, pikirannya tak lagi tajam, dan hidupnya secara penuh sudah digantungkan kepada anak, maka pada saat itulah ia akan memetik hasil dari buah kesabarannya dalam mengasuh dan mengasah anak dengan penuh kasih. [T]

Paris, 27 Mei 2025

Penulis: Putu Eka Guna Yasa
Editor: Adnyana Ole

  • BACA artikel lain dari penulisPUTU EKA GUNA YASA
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa
Persembahan Perempuan di Altar Perang Puputan Klungkung
Menjernihkan ‘Bias Citra’ Antara Dewi Danu, Jaya Pangus, dan Putri Cina
DI BALIK TOPENG DALEM SIDDHAKARYA
Pancaka Tirta: Melihat Unsur Api dalam Air sebagai Peleburan Melalui Adi Parwa dan Japatuan
Tags: anak-anakkakawinKakawin Nitisastra
Previous Post

Budaya Kolektif dalam Duka

Next Post

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

Putu Eka Guna Yasa

Putu Eka Guna Yasa

Pembaca lontar, dosen FIB Unud, aktivitis BASAbali Wiki

Next Post
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co