INI benar-benar kolaborasi internasional antara mahasiswa dan komunitas di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng-Bali.
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja dan mahasiswa dari Universitas Iwate Jepang, bersama-sama komunitas Pemuda Kayyoman Pedawa secara bersama-sama menanam pohon di Kayuan (sumber air) Mayung, Dusun Insakan, Desa Pedawa, Rabu pagi, 19 Maret 2025.
Penanaman pohon bersama di Desa Pedawa ini merupakan kegiatan kolaboratif lanjutan yang ketiga antara Prodi PBJ Undiksha, Universitas Iwate dan Kayoman Pedawa yang didukung penuh oleh The Greenery Fund (Midori no Bokin) dan Asia Environmental Alliance.
Penanaman pertama dilakukan pada Maret 2023 di Kayuan Gelunggang, dan penanaman pohon kedua dilakukan Maret 2024 di Kayuan Sukajati. Penanaman pohon yang ketiga, yang dilakukan di Kayuan Mayung ini, melibatkan lebih dari 50 mahasiswa Prodi PBJ Undiksha dan Iwate University.

Kolaborasi internasional menanam pohon di Desa Pedawa | Foto: Ist
Kedua universitas ini memang secara rutin setiap tahun mengadakan kolaborasi internasional untuk memberikan kesempatan kepada kedua mahasiswa saling bertukar pikiran dan pandangan tentang fenomena lingkungan, pendidikan dan sosial lainnya. Kegiatan kolaborasi kedua universitas ini dilakukan dalam dua pendekatan besar, yakni kolaborasi akademik dan non akademik.
Kolabirasi akademik dilakukan dengan cara diskusi dan presentasi. Mahasiswa dari kedua belah pihak diberi kesempatan untuk mempresentasikan satu fenomena tertentu, utamanya yang menyangkut lingkungan, sosial dan budaya. Kolabirasi non akademik dilakukan dengan aksi nyata penanaman pohon di Kayuan Mayung, Desa Pedawa.
Aksi ini meruapakan kelanjutan dari kerja cerdas mahasiswa dari kedua universitas itu untuk menyikapi fenomena air yang ada di Desa Pedawa.
Penasehat Kayoman Pedawa sekaligus dosen PBJ Undiksha, I Wayan Sadyana, mengatakan tujuan kegiatan kolaborasi ini adalah untuk membangun kesadaran lingkungan pada mahasiswa, pemuda dan warga Desa Pedawa. Dengan kegiatan ini diharapkan anak-anak muda Pedawa semakin melihat lagi kondisi diri dan lingkungan desanya.
“Bagi mahasiswa kegiatan ini untuk memantik mereka bahwa kompetensi mahasiswa bukan hanya nilai akademik semata, tepi juga kepekaan mereka terhadap lingkungan sekitar,” kata Sadyana.

Kolaborasi internasional menanam pohon di Desa Pedawa | Foto: Ist
Selain itu, kegiatan ini menumbuhkan pemahaman lintas budaya kedua belah pihak, Indonesia dan Jepang. Namun demikian secara praktis kegiatan ini bertalian erat dengan program konservasi air yang ada di Desa Pedawa.
Berdasarkan kajian dari Perkumpulan Wanayana Kayoman Pedawa—atau biasa hanya disebut dengan nama Kayoman—bersama Profauna Foundation, menemukan bahwa setidaknya terdapat 85 titik sumber air di Desa Pedawa. Namun hanya 10 persen sumber air yang mengalirkan air yang bagus pada saat musim kemarau.
Sumber-sumber air di Desa Pedawa mengalami penurunan debit air dan bahkan kering pada musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh penebangan pohon akibat alih fungsi lahan yang sangat massif untuk pembukaan lahan pertanian dan perkebunan.
Oleh karena itu Kayoman Pedawa berkomitmen untuk menjaga dan mengembalikan sumber-sumber air yang ada di desa Pedawa.


Kolaborasi internasional menanam pohon di Desa Pedawa | Foto: Ist
Desa Pedawa merupakan salah satu desa tua (Desa Bali Aga) yang memiliki budaya unik dalam penggunaan air untuk sarana ritual adat. Setidaknya, menurut hasil kajian dari Sekolah Adat Manik Empul, terdapat 33 jenis air suci yang digunakan dalam ritual upacara adat yang dilaksanakan di Desa Pedawa.
Kayoman sudah berkegiatan dalam pelestarian air sejak tahun 2016. Komunitas ini didirikan oleh I Wayan Sadyana, I Made Suisen dan Putu Yuli Supriyandana pada tanggal 6 Desember 2016.
Sejak saat ini, komunitas ini terus secara konsistem melakukan konservasi pada sumber-sumber air yang ada di Desa Pedawa. Selain melalui aksi nyata berupa penanaman pohon, kegiatan penyadaran tentang lingkungan dan air juga diakukan dengan metode edukasi bekerjasama dengan Pondok Literasi Sabih dan Sekolah Adat Manik Empul di Desa Adat Pedawa.
Kayoman juga membuat film-film pendek bertemakan lingkungan untuk melindungi satwa dan air. [T]
Sumber: Rilis Kayoman
Editor: Adnyana Ole