MINGGU pagi di Pasar Intaran, di halaman depan Rumah Intaran, Desa Bengkala, Kubutambahan, Buleleng. selalu penuh dengan suka cita. Musik tradisional Bali mengiringi gerakan energik para peserta Tiba-tiba Zumba yang dipandu oleh Zin Yeyes. Di sisi lain, pengunjung yang tak ikut serta memilih menikmati pagi dengan cara yang berbeda—ada yang asik menonton peserta senam, ada juga yang sedang asik menikmati jajanan tradisional dan segelas kopi sembari berbincang santai.
Selesai zumba, giliran alunan gending Bali yang mengudara. Tampak di berbagai sudut pasar, anak-anak usia 6 hingga 12 tahun tengah bersiap mengikuti Wimbakara Karaoke Gending Bali yang diselenggarakan pada tanggal 9 Februari 2025.
Ada yang sibuk berlatih dengan ibunya, ada yang sibuk merapikan pakaian dan riasan sambil mengudap sarapan mereka. Mereka semua mengenakan pakaian adat Bali lengkap dengan sanggul dan aksesoris lainnya, datang bersama sanak keluarga yang ingin menyaksikan anak-anak atau juga cucu kesayangannya tampil.
Salah satu pengunjung pasar, seorang seorang ibu yang sedang sibuk menyuapi cucunya mengaku bahwa ini adalah kali pertamanya ia datang ke Pasar Intaran, itu pun datang untuk mengantar muridnya yang berpartisipasi dalam lomba. Awalnya ia ragu saat mengetahui ada kegiatan ini yang diselenggarakan oleh Pasar Intaran.
“Pasar? Pasar apa ini yang bisa mengadakan lomba di Bulan Bahasa? Tapi ternyata saat saya datang, respon saya langsung ‘oooooh’ ternyata bukan seperti pasar yang biasanya. Hehe,” kata ibu itu.

Peserta wimbakara (lomba) karaoke gending Bali di Pasar Intaran | Foto: Dok. Pasar Intaran
Di sisi lain, cucu laki-lakinya yang masih di usia sekitar 6 tahun itu sedang asik memainkan mainan ikan dari kayu bersama teman-teman barunya.
Hingga akhirnya MC membuka acara utama, perhatian para pengunjung dan peserta lomba pun mulai beralih ke Taman Dompu, sebuah gelanggang terbuka di halaman depan Rumah Intaran. Semua orang mulai berkumpul, tampak para peserta yang menunggu giliran tampil dengan wajah penuh harap.
Ragam Ekspresi dan Emosi Peserta di Wimbakara Karaoke Gending Bali
Masing-masing peserta menyanyikan satu tembang wajib dan satu tembang pilihan yang sudah ditentukan oleh panitia. Peserta perempuan wajib menyanyikan tembang Bali Sutrepti karya Ida Ayu Sutha Yuniati. Sedangkan peserta laki-laki wajib menyanyikan Anglurah Ki Gusti Panji Sakti karya I Gde Darna. Saat di panggung, mereka semua tidak hanya bernyanyi, tapi juga menari dan berakting untuk menunjukkan seberapa dalam mereka dapat menjiwai lagunya.
Selalu ada yang berkesan dari melibatkan anak-anak dalam suatu kegiatan. Tingkah lucu, sederhana, dan jujur, memperlihatkan ketulusan dan usaha anak-anak peserta lomba karaoke.
Selain itu rentang usia peserta yang cukup beragam, serta tingkat pengalaman yang juga berbeda-beda, membuat kegiatan ini menjadi sangat menarik. Hal ini berkaitan dengan pesan yang ingin disampaikan oleh Pasar Intaran sebagai penyelenggara yang inisiatifnya berbasis komunitas, bahwa “Siapa saja bisa tampil di panggung. Tidak peduli kalah menang, tapi keberanian untuk bersaing adalah hal yang patut untuk diapresiasi.”
Keinginan untuk merangkul lebih banyak kalangan dalam perlombaan ini, menjadikan Wimbakara Karaoke Gending Bali di Pasar Intaran sebagai ruang inklusif yang dapat memberikan kesempatan bagi siapa pun yang menginginkannya. Belum lagi model panggung yang berbeda dari pengaturan panggung perlombaan pada umumnya, yaitu diselenggarakan di gelanggang terbuka dengan dekorasi minimalis dan alami membuat suasana lomba menjadi santai seperti sedang berpiknik.
Gus Mahadi, salah seorang panitia lomba berharap bahwa model perlombaan seperti ini bisa menjadi standar baru di Buleleng. “Anak-anak perlu lebih banyak diberikan kesempatan, momen-momen seperti ini juga bisa jadi tempaan untuk mereka berproses,” katanya.
Salah satu kakak dari peserta menceritakan bahwa ini adalah kali kesebelas bagi adiknya ikut berpartisipasi dalam lomba sejenis.
Di salah satu sudut penonton, terdapat salah satu peserta laki-laki yang cukup menonjol. Ia duduk di kursi dengan pakaian adat lengkap beserta riasan dan aksesoris seperti anting, mencerminkan persiapan dan kesiapannya. Saat ditanya apakah merasa gugup? Dengan mantap ia menjawab “tidak”.

Seorang peserta sedang tampil percaya diri | Foto: Dok. Pasar Intaran
Selain peserta yang siap, tampak juga mereka yang terlihat sangat gugup dan tiada henti berlatih dengan orang tuanya. Ada juga yang terlihat menyesal karena merasa kurang puas dengan penampilan dirinya sendiri. Tapi dari semua itu, tampak keluarga dan guru pembimbing yang sangat suportif. Mereka mencurahkan dukungan pada anak-anak tersebut, selalu setia mendampingi hingga acara selesai.
Salah satu momen sedih sekaligus menyentuh terjadi saat kejadian malang dialami salah satu peserta. Sempat terjadi kesalahan teknis saat lagu pengiring tiba-tiba terhenti, peserta perempuan yang saat itu sedang tampil tiba-tiba kehilangan fokus dan lupa lirik.
Selesai tampil ia tidak dapat membendung air mata kekecewaan, ayahnya terus memeluk erat sambil memberikan afirmasi positif. “Gak apa-apa..gak apa-apa,” katanya. Begitupun anggota keluarganya yang lain turut menghibur peserta tersebut.
Acara yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 15.00 WITA ini tetap berjalan meriah meski sesekali diguyur hujan gerimis. Bahkan ketika hujan deras memaksa panitia memindahkan panggung, semangat peserta dan suporter nya tidak surut. Mereka tetap tampil percaya diri, menyuguhkan penampilan terbaik di depan para juri dan penonton.
Hingga akhirnya masuk ke penghujung acara, hari itu ditutup dengan kesan dan pesan dari para juri. Tentunya semua aksi panggung anak-anak memberi kesan yang mendalam di hati para juri. “Anggap saja ini bagian dari proses, jika di sini tidak juara berarti belum masanya. Masing-masing orang ada masanya, dan di setiap masa ada orangnya. Percayalah pada proses,” kata salah seorang juri, Bli Arya..
Sebulan Penuh Merayakan Bahasa Bali di Pasar Intaran
Setiap tahunnya Bulan Bahasa Bali selalu dirayakan, baik itu di sekolah-sekolah atau lewat acara yang diselenggarakan oleh dinas terkait, termasuk di Pasar Intaran. Acara Wimbakara Karaoke Gending Bali merupakan bagian kedua dari serangkaian kegiatan di Pasar Intaran untuk merayakan Bulan Bahasa Bali yang diadakan setiap hari minggu.

Peserta lomba karaoke gending Bali riang bersama | Foto: Dok. Pasar Intaran
Tak berhenti di karaoke gending Bali, pada 16 Februari, Pasar Intaran akan menyelenggarakan lomba Wimbakara Baligrafi dan Stand-Up Comedy berbahasa Bali. Untuk pemenang lomba belum diumumkan, akan diumumkan pada tanggal 23 Februari 2025 langsung penyerahan hadiah.
Dengan berbagai kegiatan ini, Pasar Intaran terus berupaya menjadi ruang yang tidak hanya memfasilitasi aktivitas ekonomi lokal tetapi juga menjaga dan merayakan kekayaan budaya Bali di tengah gempuran modernisasi.
Lebih dari sekadar pasar, tempat ini telah menjadi titik temu bagi komunitas, tempat di mana tradisi dan kreativitas bertemu, serta ruang bagi siapa saja yang ingin merayakan budaya Bali dengan cara yang menyenangkan. Ditambah di pasar ini kita dapat mengingat kembali rupa-rupa kuliner tradisional khas Bali Utara dengan model kemasan dan penyajian makanan yang ramah lingkungan. [T]
Reporter/Penulis: Gia
Editor: Adnyana Ole
- Liputan ini terselenggara atas kerjasama Pasar Intaran dan tatkala.co