PEREKRUTAN ASN sepertinya tidak bisa terlepas dari kecurangan. Ada saja celah untuk melakukan kecurangan. Akibat dari kecurangan ini orang-orang yang kompeten dan profesional harus gigit jari karena diterapkannya spoil system dalam perekrutan.
Fenomena spoil system ini tentu menjadi wabah birokrasi yang seringkali dijumpai pada instansi pemerintah daerah. Hasil Pilkada atau keputusan politik masyarakat dalam memilih kepala daerah telah mengubah wajah birokrasi.
Para pemimpin politik berusaha untuk mengendalikan birokrasi untuk menunjang kepentingan politiknya. Selain itu, di internal birokrasi juga mulai mengalami pembusukan, para pejabat mulai mengangkat aparatur berdasarkan perkoncoan dan kroni.
Apakah perekrutan ASN saat ini bebas dari spoil system? Tidak ada yang bisa menjamin perekrutan ASN bebas dari spoil system. Ada celah untuk melakukan kecurangan.
Misalnya, pelaksanaan seleksi CPNS di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2023 pelaksanaannya dimulai tanggal 12 November 2023.
Peserta yang sudah memenuhi syarat administrasi, selanjutnya mengikuti 1) Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), SKD dilaksanakan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) BKN, dengan cakupan materi meliputi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). 2) Seleksi Kompetensi Bidang (SKB), dilaksanakan bagi pelamar yang merupakan tiga peringkat terbaik dalam kebutuhan jabatan yang dilamar.
SKB untuk jabatan Dosen dilaksanakan menggunakan sistem CAT BKN, dengan cakupan materi meliputi Etika dan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Literasi Bahasa Inggris, Penalaran dan Pemecahan Masalah, dan Dimensi psikologi. Selain SKB menggunakan CAT, diberikan pula SKB Tambahan yang meliputi Wawancara dan Praktik Mengajar/Microteaching.
Celah yang sangat memungkinkan terjadinya spoil system adalah pada SKB tambahan meliputi wawancara dan praktik mengajar. CPNS yang sudah lulus SKB dan SKD kecewa dengan hasil wawancara dan praktik mengajar dan harus merasakan pil pahit dari spoil system. Disinilah mafia-mafia perekrutan CPNS bermain.
Sebaik apapun sistem perekrutan CPNS itu, apabila orang-orang yang merusak sistem masih kelayapan, susah menerapkan merit system dengan baik.
Kalau sistem perekrutannya bermasalah akan menghasilkan kinerja ASN yang tidak maksimal. Hal ini sangat bertentangan dengan usaha pemerintah dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government).
Untuk mencapai itu pemerintah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Core Values ASN BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.
Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari.
Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai berorientasi pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. [T]