28 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Berpadunya Narasi Ibu dan Spiritual dalam Pentas Sastra Daerah “I Jaum” di Desa Pedawa

Luh Putu SendrataribyLuh Putu Sendratari
May 30, 2022
inUlasan
Berpadunya Narasi Ibu dan Spiritual dalam Pentas Sastra Daerah “I Jaum” di Desa Pedawa

Pementasan sastra daerah, I Jaum" di Desa Pedawa, Buleleng

Ida Ayu Lakmita Dewi (2019) pernah mempublikasi hasil riset tentang cerita rakyat Bali Age pada jurnal Kajian Bali volume 09, nomor 02, Oktober 2019 menegaskan bahwa teks narasi yang terdapat dalam cerita rakyat acapkali hanya dipandang sebagai fiksi sesungguhnya memuat pengetahuan sosial yang merepresentasikan kultur masyarakat pemilik cerita.

Pandangan ini sangat kentara dari pertunjukkan cerita rakyat I Jaum yang digelar pada Hari Kamis, 26 Mei 2022 bertempat di Wantilan desa Pedawa dengan mengusung tema Pemasyarakat Aksi dalam Implementasi Model Perlindungan Sastra Daerah. Di dukung oleh personil di bawah asuhan Wayan Sadnyana (ketua Literasi Sabih, Pedawa) pertunjukkan ini telah benar-benar mampu mengobati kerinduan masyarakat Pedawa yang sudah sangat lama tidak menikmati pertunjukkan seni yang berakar dari warisan leluhurnya.

Mulai pukul 9.00 WITA, anggota masyarakat Pedawa yang terdiri dari anak-anak, remaja dan para orang tua sudah mulai berduyun-duyun datang ke wantilan Desa Pedawa, padahal pementasan baru dimulai sekitar pukul 10.30 WITA.

Foto: Antuasias warga masyarakat menunggu pementasan | Sumber, Sendratari, Mei 2022

Setelah melewati serangkaian acara serimonial yang cukup lama tiba gilirannya para pemain drama “I Jaum” beraksi di atas panggung. Penataan panggungnya mampu menghidupkan memori penulis tatkala di tahun 80an menjadi penonton drama gong yang pentas di Balai banjar di wilayah Denpasar.

Latar panggung dibuat sesuai dengan kebutuhan cerita yang ditunjang dengan proverti yang sesungguhnya mampu bercerita tentang kedekatan masyarakat dengan komponen alam yang menghidupinya hingga saat ini. Ada pohon kelapa, rumah kraras (daun pisang yang kering), ambu (daun pohon jaka muda).

Foto: Properti Pohon Kelapa dan Umah Kraras Dadong Raksasa | Sumber: Sendratari, Mei 2022

Cerita dimulai dari kemunculan I Jaum, seorang perempuan remaja yang tinggal bersama ibunya yang tengah hamil tua. Dikisahkan bahwa I Jaum adalah sosok remaja yang grecep/banyak gerak, sehingga sering tidak bisa fokus ketika mendengar pesan. Berawal dari suruhan ibunya agar I Jaum menemui neneknya yang akan membantu persalinannya.

Pesan utamanya adalah agar saat dia sampai di persimpangan jalan agar memilih arah ke kanan, tidak ke kiri. Jika ke kiri yang akan ditemui adalah raksasa. Karena I Jaum tidak cermat mengikuti pesan ibunya dari sinilah awal petaka yang mengantarkan pada klimak cerita. Pokok ceritanya adalah berikut ini

Kisah I Jaum menceritakan kisah seorang anak yang tinggal hanya dengan ibunya terjebak kejahatan nenek raksasa, akibat anak yang bernama I Jaum tak mendengarkan arahan ibunya dengan baik. Dia yang semula ditugaskan ibunya mencari neneknya untuk membantu persalinan sang ibu salah alamat. I Jaum menempuh jalan yang salah karena tak memperhatikan seksama arahan ibunya. Dia pun tersesat ke rumah nenek raksasa, yang mengantarkannya kepada petaka.

Tak hanya ancaman maut yang dialaminya, bahkan sang ibu yang bersiap untuk melahirkan adiknya disantap hidup-hidup oleh nenek raksasa. Dalam keadaan terdesak di tengah persembunyiannya, I Jaum akhirnya mengingat pesan mendiang ayahnya. Yakni memanggil tiga ekor anjing penghuni surga. Ketiga ekor anjing surga itu pun berhasil mengalahkan nenek raksasa. Di tengah kesedihan dan penyesalannya dia pun memohon dan berdoa agar ibunya dapat dihidupkan kembali. Permohonan sepenuh hati I Jaum akhirnya dikabulkan oleh Yang Kuasa dan dia berjanji tak akan mengulangi kesalahannya lagi.

Melalui alunan musik gerantang yang dimainkan oleh pemuda asuhan pondok literasi Sabih, dan ditunjang oleh para pemain utama dan piguran, anak-anak asuhan pondok literasi Sabih telah berhasil menyajikan tontonan sastra daerah yang apik di tengah-tengah gemuruhnya hantaman literasi media yang telah mampu meninabobokkan masyarakat penontonnya, sehingga lupa kearifan lokal yang tersaji di depan mata.

Setidaknya, masyarakat Pedawa yang saat ini telah menjadi bagian dari masyarakat global, disertai tekad dan semangat kaum mudanya lewat kepeloporan seorang Sadnyana, Made Suije/Ibong dan Putu Yuli Supriadnyana beserta Tim yang terdiri dari para tokoh masyarakat Pedawa telah mampu menunjukkan bahwa masyarakat Pedawa punya nilai moralitas sebagai landasan untuk membangun generasi muda yang berkualitas, sehingga bisa menepis citra/stigma negatif tentang orang-orang Pedawa.

Foto: Sekeha Gerantang Pedawa | Sumber: Sendratari, Mei 2022

Foto: Ekspresi Dadong Raksasa yang Mengundang Sensasi Horor | Sumber: Wibi, Mei 2022

Foto: Sosok I Jaum Saat Menyesali Keteledorannya. Dan memohon kepada Dewata agar ibunya dihidupkan kembali setelah disantap Dadong Raksasa | Sumber: Wibi, Mei 2022

Pertunjukkan yang berlangsung kurang lebih 2 jam terbanyar atas kelelahan Tim prodi Sosiologi Undiksha melakukan perjalanan menuju Pedawa yang disertai dengan suasana kabut dan hujan gerimis. Tontonan kali ini memberi pemahaman tentang setting, karakter pemain di panggung, alur cerita, serta menajamkan kognisi penulis bahwa pementasan sastra lisan benar-benar mampu mendekatkan pemain dengan penontonnya. Hal ini terbukti dari riuh rendahnya reaksi penonton ketika tidak ada jarak bahasa, ketika ilustrasi teks dibuat dengan memanggil orang-orang yang masih hidup saat ini. Terasa tiada jarak antara penyaji dan penikmat.

Bukan hanya terhibur, namun lebih dari itu, kisah I Jaum telah mampu mengusik naluri akademik untuk menemukenali hal-hal mendasar. Dalam percakapan dengan Sadnyana pada tanggal 14 Februari 2022 bertempat di Pondok Literasi Sabih, dia bertutur.

“Saat ini kami sedang fokus melakukan penggalian cerita kuno yang membumi di Pedawa. Dari hasil penelusuran, kami ketemu satu cerita yang paling kuno dibanding yang lain yaitu cerita I Jaum. Bekerja sama dengan Balai Bahasa Provinsi Bali kami akan merevitalisasi cerita ini agar lebih dikenal dan yang terpenting langkah menghidupkan ini sekaligus bisa ditemui nilai kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya”

Pada sisi lain, tokoh masyarakat Pedawa, Pak Wayan Sukrata berpandangan: “Kisah I Jaum menyimpan pesan moral kepada generasi muda agar senantiasa sungguh-sungguh mendengar pesan orang tua agar selamat”.

Percakapan yang berlanjut tentang I Jaum, tontonan yang telah tersaji, menghasilkan suatu perenungan tentang cara-cara orang yang hidup di masa lalu mewariskan nilai-nilai moralitas lewat narasi yang perlu dikupas agar ketemu saripatinya. Sesungguhnya, kisah yang terkesan sederhana ini menyimpan kekayaan narasi yang jamak, bukan tunggal.

Pertama, Narasi Kanan dan Kiri. Ini adalah narasi kuno tentang oposisi biner (dua hal berbeda tetapi selalu ada). Kanan dipandang mewakili segala hal yang baik, sedangkan kiri mewakili keburukan/negatif. Dari sisi ini pesan moral cerita ini jelas hitam putihnya. Kontruksi sejenis ini sudah mengakar dalam cerita rakyat, misalnya cerita I Bawang, I Kesune adalah cerita yang dulunya sangat populer di Bali. Dalam cerita I Jaum Dadong Raksasa menjadi simbol kebatilan yang mesti dijauhi, sedangkan Dadong I Jaum mewakili simbol kebaikan.

Kedua, Narasi Pengorbanan. Pesan moral dalam wujud pengorbanan seorang ibu juga menonjol di kisah ini. Pengukuhan ideologi gender yang direpresentasikan melalui pengorbanan seorang ibu menjadi model konstruksi yang tidak pernah lekang oleh perjalanan waktu. Narasi ini pun bergandengan erat dengan ketangguhan sosok ibu menjadi orang tua tunggal bagi anaknya. Menjadi janda dikurung pula dengan jargon2 yang menjadikan kewajiban sebagai ibu dikekalkan, misalnya di bali dikenal pesan moral bagi seorang janda – “yasaang panakke” (amalkan diri pada anak). Pesan peran gender pada narasi pengorbanan sebenarnya dapat dilihat dengan mata telanjang dalam tontonan ini.

Ketiga, Narasi Spiritual. Narasi ini sesungguhnya tidak begitu kentara dalam pementasan. Namun, dari perbincangan dengan Sadnyana atas dasar penelusuran nara sumber tentang cerita I Jaum, dengan memakai kacamata semiotika – ilmu tanda sampailah akhirnya pada suatu pemaknaan bahwa cerita I Jaum sesungguhnya menyimpan pesan moral yang memuat tahap perjuangan yang harus dilalui seseorang agar bisa mencapai tingkat kebijaksanaan.

Pemahaman ini diperoleh, ketika I Jaum dikejar oleh Dadong Raksasa, dalam pengejaran ini, I Jaum bersembunyi dari satu pohon kelapa ke pohon kelapa lainnya sampai pada pohon kelapa yang ke 7 dia teringat dengan pesan ayahnya agar I Jaum memanggil binatang surga tatkala dalam bahaya. Angka 7 dalam kisah ini dikaitkan dengan pengabadian pemakaian beberapa alat-alat upakara di Pedawa yang selalu harus berjumlah 7. Menurut kepercayaan Hindu, angka 7 dikaitkan dengan lapisan alam semesta yang terdiri dari 7 lapisan.

Bhurloka = lapisan paling bawah tempat bumi berada; Bhuwahloka = lapisan alam pitara atau alam roh; Swahloka atau swarga loka = kediaman para Dewa yang dipimpin oleh Dewa Indra Sang Dewa hujan ; Mahaloka = kediaman Rsi Bhrigu (salah satu dari tujuh orang bijak/penyair suci dan salah satu dari banyak prajapatis (fasilitator penciptaan) yang dibuat oleh Brahma (Dewa Pencipta); Janaloka = Kediaman Sapta Rsi (Tujuh orang suci yang mengetahui secara baik kebenaran wahyu Tuhan); Tapaloka = kediaman Weragi semacam ras mahluk Agung; Satyaloka atau Brahmaloka adalah kediaman penguasa satu alam semesta yakni Dewa Brahma yaitu Dewa pencipta, pengetahuan dan kebijaksanaan

Makna yang tersirat dari perjuangan I Jaum agar terhindar dari sergapan Dadong Raksasa bahwa pengetahuan dan kebijaksanaan itu bukan pemberian namun adalah hasil perjuangan yang dilalui secara bertahap. Setiap orang harus terdorong untuk berjuang dalam menggapainya. Inilah nilai moralitas yang paling kontekstual ketika manusia tersesat dalam kubangan dangkalnya moralitas akan hasrta yang ingin serba cepat dan instan. Catatan yang tersisa dari tontonan ini berupa untaian kata: “ Ditengah semerbak bunga cengkeh dan legitnya kopi Pedawa yang disuguhkan lewat senyum teduh seorang ibu, melahirkan spritualitas kebijaksanaan nan abadi”.

Tentunya, membumikan cerita ini, tidak akan berhenti hanya pada pementasan, namun internalisasi secara terus menerus adalah keniscayaan. [T]

Tags: Desa Pedawasastrasastra balisastra lisan
Previous Post

15 Fakta SMAN Bali Mandara yang Perlu Anda Ketahui

Next Post

Menarasikan Produk, Menyambung Napas UMKM

Luh Putu Sendratari

Luh Putu Sendratari

Prof. Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum., guru besar bidang kajian budaya Undiksha Singaraja

Next Post
Menarasikan Produk, Menyambung Napas UMKM

Menarasikan Produk, Menyambung Napas UMKM

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more

Budaya Kolektif dalam Duka

by Kim Al Ghozali AM
May 28, 2025
0
Budaya Kolektif dalam Duka

DI banyak tempat di negeri ini, kematian bukan hanya urusan keluarga. Ia adalah milik kampung, urusan RT, urusan tetangga, urusan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Wahyu Sanjaya dan Cintya Pradnyandewi Terpilih Sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025
Gaya

Wahyu Sanjaya dan Cintya Pradnyandewi Terpilih Sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025

WAYAN Wahyu Sanjaya dan I Gusti Ayu Cintya Pradnyandewi  terpilih sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025 dalam puncak acara pemilihan...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co