15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

BALI PERLU KESADARAN UGRAŚRAWA

Sugi LanusbySugi Lanus
March 6, 2022
inEsai
HINDU & KEJAWEN BERHALA?

—  Catatan Harian, Sugi Lanus, 6 Maret 2022

1.         Ketika orang Bali secara umum tidak lagi mampu membaca puluhan ribu lontar-lontar peninggalan leluhurnya, tradisi keagamaan di Bali akan terguncang. Banyak muncul kesimpangsiuran.

Kesimpangsiuran dalam pedoman lontar-lontar sastra keagamaan di Bali berpotensi mengundang kemunculan 3 kelompok masyarakat yang rentan memicu kericuhan:

a. Kelompok “saklek”. Kelompok ini adalah kelompok yang mati-matian menjadi penerus tradisi tanpa mau dikritik, merasa tidak perlu dijelaskan (padahal tidak bisa menjelaskan) dan berbaris pasang melawan kritik yang dianggap berseberangan dengannya. Kelompok ini dengan segala upaya ingin menjaga tradisi tanpa perlu diperdebatkan, menolak diskusi masyarakat diajak patuh tanpa perlu bertanya apa penjelasan tradisi yang dianut.

b. Kelompok “mie instan”. Kelompok ini adalah kelompok yang lari dari kenyataan dan mencari ajaran luar yang lebih instan. Gampang cerna dan tunggal tidak perlu lagi ditimbang, asal punya guru, asal dirasa memuaskan secara instan. Ini mirip ketika masyarakat sedang lapar, tidak bisa lagi  berproses “nyakan” (menanak nasi dengan proses manual — ngalih saang, nginsah baas, ngaru, dan tidak punya payuk-jakan-kuskusan) akhirnya memilih mencari “mie instan”, makan siap saji. Langsung kenyang. Tidak lagi memikirkan resiko bahaya menelan bahan pengawet dan kebanyakan micin.

c. Kelompok “saru-gremeng”.  Kelompok ini adalah kelompok yang tidak juga mau belajar soal leluhurnya, dan tidak juga mau ikut-ikutan kelompok “mie instan”, sekalipun sesungguhnya was-was tapi main aman, “milu-milu bawang/tuwung” merapat ke kelompok “saklek” karena tidak mau beresiko dimusuhi.

Lontar Adi Parwa [koleksi Griya Toko Lod Pasar, Sanur]

2.         Dalam situasi masyarakat terputusnya sastragama (sastra sesuluh beragama) yang dipegang leluhur, dan tidak bisa lagi memahami pedoman-pedoman tertulis jelas dalam bentuk aksara dan bahasa yang tidak lagi dipahami, yang bentuknya terbatas dari segi kuantitas dan akses, yaitu lontar-lontar sastra-agama, apa yang diperlukan? Bagaimana jalan keluarnya?

3.         Ada situasi dimana keluarga rsi, para ksatria, dan rakyat di era perang Kuruksetra, dimana pengetahuan sastra-agama yang kebanyakan masih dalam bentuk ingatan dan tradisi lisan nyaris terputus. Nyaris terputus karena manusia cemerlang Romaharṣaṇa, yang tidak lain adalah murid utama & kesayangan Vyasa, tewas terbunuh.

Romaharṣaṇa adalah penghafal terbaik Catur Veda dan semua Purana serta puluhan ribu sloka.

Dalam situasi itu, semua tergagap. Bersyukur putra dari  Romaharṣaṇa  bernama UGRAŚRAWA masih hidup. Ia telah mendengarkan ribuan sloka dan kisah-kisah Purana dari Romaharṣaṇa  dan bisa menghafalkan apa yang diceritakan ayahnya. Iapun menjadi penyambung ingatan ajaran suci berupa ribuan sloka-sloka dan purana-purana penting yang hampir terkubur bersama tewasnya Romaharṣaṇa.

4.         Sivapurāṇa 1.1. memuji Romaharṣaṇa sebagai yang terpuji,

“O Romaharṣaṇa, yang mahatahu, dengan kekayaan inganmu yang berbobot, seluruh pengetahuan Purāṇa, mengandung isinya yang bermakna, telah diamankan olehmu dari Vyāsa. Oleh karena itu engkau adalah wadah dari kisah-kisah yang menginspirasi keajaiban, bahkan seperti lautan yang luas adalah gudang permata yang sangat berharga. Tidak ada apa pun di tiga dunia yang tidak Anda ketahui, dari masa lalu, sekarang dan masa depan. Merupakan keberuntungan besar bagi kami bahwa Engkau sendiri telah datang mengunjungi kami. Oleh karena itu, tidak pantas bagimu untuk kembali tanpa membantu kami”.

Tragisnya, Romaharṣaṇa disebutkan dibunuh karena dianggap tidak hormat atau dicap tidak mengikuti tata-titi kerajaan, gara-gara ia tidak bangun ketika penguasa datang. Ia tetap duduk ketika para rsi menyambut dengan berdiri kedatangan Dewa Balarama. Ia dianggap terlalu lancang berani duduk tetap duduk di balai Vyasasana— padahal banyak kaum terpelajar yang berasal garis brahmana atau brahma-resi yang murni dan agung yang berdiri menyambut Dewa Balarama. Ketika semua orang berdiri dan memberi salam hormat untuk menyambut Dewa Balarama, Romaharṣaṇa tetap duduk. Iapun dibunuh atas sikapnya yang dianggap tidak pantas.

5.         Tewasnya Romaharṣaṇa membuat seluruh rsi suci dan kaum terpelajar merunduk diam. Umat manusia kehilangan murid terbaik Vyasa. Dunia sesaat tertegun, lowong, rasa diliputi kehilangan “kehilangan ingatan kitab suci”.

Di sanalah muncul Ugraśrava, putra Romaharṣaṇa menggantikan ayahnya. Seluruh kisah Mahabharata dan berbagai purana penting dan utama, diingat oleh Ugraśrava berdasarkan ingatannya. Ia mendengar dan hafal semua apa yang pernah dikisahkan oleh ayahnya. Dikisahkan bahwa versi Mahabharata yang kita warisi di dunia sekarang adalah versi yang diingat oleh Ugraśrava. Begitu pula Purana-Purana penting dan ribuan sloka-sloka penting lainnya.

6.         Ugraśrava adalah narator Mahābhārata dan beberapa Purana penting, seperti Śiva Purana, Bhagavata Purana, Harivamsa, Brahmavaivarta Purana, dan Padma Purana; seperti diceritakan kembali atau dikisahkan kembali dihadapan para rsi dan brahmana terpelajar oleh Ugraśrava di di Hutan Naimisha.

Yang sangat menarik dicatat, Ugraśrava bukanlah dianggap keturunan brahmana yang murni. Kakeknya adalah seorang “sutā”, artinya dari garis neneknya bergaris brahmana dan kakeknya bergaris penyair yang bukan brahmana. Ada yang menyebutkan kakeknya seorang kusir kereta perang. Dalam sejarah ajaran sloka-sloka dan wahyu peran Ugraśrava sangat dihormati di kalangan para brahmana. Bahkan orang tuanya sampai kini dipuja di kalangan banyak brahmana. Sebagai contoh, di Buleleng sampai kini masih ada rumah keluarga pendeta purohito (pendeta penasihat raja) dari era Kerajaan Buleleng bernama Griya Romaharṣaṇa.

Lukisan garis silsilah para Bagawan pelanjut tradisi suci dalam Adiparwa…: Sumber: The Virtual Museum of Balinese Painting

7. Pelajaran penting dari sejarah pewarisan kitab Mahabrata dan ribuan sloka yang dihafal oleh Ugraśrava, didapat gambaran bahwa tradisi ajaran suci bisa diwariskan dan teruskan oleh orang yang tidak berdarah brahmana murni. Tradisi suci Weda dan Purana berjalan dan terwariskan sampai kini karena ada tradisi guru-sisya, atau kelompok dan sosok murid dari brahmin suci bernama Rsi Vyasa yang berhasil mendidik muridnya sampai menjadi pengingat sloka-sloka, dan tidak harus dari garis lelaki brahmana.

8.         Seluruh epos Mahābhārata yang menyebar di dunia sampai kini, diriwayatkan berdasar babon atau bersumber dari penuturan atau penceritaan kembali oleh Ugraśrava. Mahābhārata disusun sebagai dialog antara Ugraśrava Sauti (narator) dan seorang rsi bijak Saunaka.

Narasi sejarah keluarga Bharata oleh resi Vaisampayana kepada raja Kuru Janamejaya tertanam dalam penceritaan kembali oleh Ugraśrava Sauti. Demikian juga narasi Vaisampayana yang berisi narasi Perang Kurukshetra oleh Sanjaya, kepada raja Kuru Dhritarashtra. Demikianlah Mahābhārata memiliki sebuah cerita di dalam sebuah struktur cerita yang sangat Panjang, diriwayatkan terselamatkan oleh sosok penyambung tradisi bernama Ugraśrava.

9.         Sampai kini, sebagaimana ditulis dalam lontar-lontar Bali yang merupakan kelanjutan tradisi Kawi (Jawa Kuno), diingat oleh para bangsawan dan para rsi dalam kitab-kitab Jawa Kuno, yang tercatat dalam lontar-lontar, nama Ugraśrava (dan juga ayahnya Romaharṣaṇa) dipuji sebagai “juru sambung tradisi yang cemerlang”, penyelamat dan narator Mahābhārata dan berbagai sloka-sloka yang masih terselamatkan dan tercatat dalam lontar-lontar Bali. Sosok penyambung tradisi ini sangat dihormati dengan penuh keseriusan di masa lalu di Bali — dulu… ketika masyarakat Bali masih fasih membaca dan mengartikan lontar-lontar sebagai pedoman upakara dan etika berkehidupan sebagai krama Bali yang paham muasal drestanya.

10.       Demikianlah alasan kenapa kita di Bali sangat dinanti dan perlu “sosok-sosok Ugraśrava” tampil kembali untuk “menyambung ingatan” dan “membuka kembali sastra-dresta” yang terancam tewas.

Sebagaimana tewasnya Romaharṣaṇa, sebagai pengingat kitab dan sastra pedoman dalam kehidupan beragama, kehadiran pelanjut seperti Ugraśrava diperlukan. Bentuknya bisa berupa pegiat-pegiat sastra-agama yang mau merawat, menjaga, membaca kembali lontar-lontar yang berisi kandungan suci sastra-agama (Jangan campur aduk dengan lontar-lontar yang tidak mengandung sastra-agama).

Kehadiran “sosok-sosok Ugraśrava” berupa paguyuban para dalang yang serius membaca dan mempedomani membaca sastra-agama Bali dan memasukkannya ke dalam narasi pedalangan secara actual, sangat dinanti. Diperlukan lahirnya kelompok-kelompok pesantian modern yang bisa membagikan isi lontar-lontar tetuah-petuah sastra-sastra-agama ke dalam media baru yang komunikatif sesuai era sekarang. Diperlukan kesadaran bersama dan pengakuan diri bahwa “ingatan Bali terancam tewas” dan perlu diumumkan secara terbuka pentingnya mengkader dan mengundang sosok Ugraśrava kembali tampil dalam pentas kehidupan orang Bali, yang berdasarkan sastra-sastra-agama yang berdasar dan punya penjelasan. Diperlukan tradisi “mabebasan” atau “mababaosan” yang lemes lentuk, tidak saklek, berani cerdas berdiskusi merujuk pada sastra-agama.

11.       Jika di Bali tidak tampil sosok-sosok berkesadaran Ugraśrava, maka sosok-sosok yang “berkesadaran mie instan” akan mengambil alih dan menyapu bersih generasi pelanjut Bali.

Jika di Bali tidak muncul “kesadaran Ugraśrava”, lambat laun, dan bisa dipastikan, generasi Bali kedepan akan dikuasai oleh pemikiran “kesadaran mie instan”. [T]

*Tulisan ini terinspirasi dari Adi Parwa, bagian pertama Mahabharata. Gambar: Lontar Adi Parwa (koleksi Griya Toko Lod Pasar, Sanur) dan lukisan Silsilah Bhagawan Adi Parwa [foto Virtual Museum of Balinese Painting — https://heuristplus.sydney.edu.au/]

Previous Post

Dek Doll, Mantan Pekerja Kapal Pesiar, Membentuk Sebatu, Semeton Bani Tuyuh, di Desa Tembok

Next Post

Pasek Nurhyang, Alumni SMAN Bali Mandara: Kecilnya Kerja Bikin “Payas Penjor”, Kini Dokter Muda

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post
Pasek Nurhyang, Alumni SMAN Bali Mandara: Kecilnya Kerja Bikin “Payas Penjor”, Kini Dokter Muda

Pasek Nurhyang, Alumni SMAN Bali Mandara: Kecilnya Kerja Bikin “Payas Penjor”, Kini Dokter Muda

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

by Gede Maha Putra
May 15, 2025
0
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

Read more

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co