26 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Zaman Beda, Air Beda

Agus WiratamabyAgus Wiratama
September 14, 2020
inEsai
Sanggah Setengah Jadi dan Ritual yang Kembali Sederhana

Agus Wiratama || Ilustrasi tatkala.co || Nana Partha

“Sore adalah waktu untuk berlari, menyehatkan tubuh dan menyegarkan kepala!” Kata-kata yang Grudug sampaikan pada orang tuanya itu sesungguhnya alasan nomor kedua, ketiga, atau bahkan keempat. Alasan pertama yang sangat sulit ia katakan adalah menghindari pekerjaan rumah. Waktu-waktu senggang itu biasanya selalu membuat ibu atau ayahnya tergelitik untuk melempar kata, “kerjakan ini!” atau “kerjakan itu!” Ia bukanlah orang malas, tetapi belakangan, terlalu sering mengulang kegiatan yang sama membuatnya bosan.

Setelah lama mengumpulkan alasan untuk menghindar, baru ia berpikir, “Karena tubuhku semakin subur, sedikit lari-lari kecil akan mengurangi lemak ini. Setidaknya enak dipandang orang,” pikirnya dalam hati sambil memijat perutnya. Sungguh kebetulan, sebelum lama di rumah, dana desa yang jumlahnya tak sedikit itu digunakan untuk membuat jalan sepanjang bibir sungai kecil yang mengaliri sawah.

Jalan beton itu selesai, sepeda motor mulai lalu lalang ke sana, orang-orang jadi rajin ke sawah, kebanyakan bukan untuk mengurus sawah, tetapi nongkrong di pinggir sungai itu. Sawah menjadi tempat bertemu tetangga atau menjadi tempat pacaran anak-anak ingusan. Bayangkan saja, ketika PSBB digelar, Pecalang sampai membuat posko di seputaran jalan itu. Tentu alasannya karena tempat itu tak pernah sepi, bahkan sampai malam. Setelah ada slogan Tentara Masuk Desa, pandemi mendorong munculnya slogan baru, “Pecalang Masuk Sawah.” Tapi, kini PSBB lebih longgar, Grudug jadi bisa olah raga di sekitar sana.

Sawah menjadi tempat seperti lapangan yang berbentuk memanjang mengikuti sungai. Sepanjang jalan ada saja orang yang berkumpul. Entah untuk ngobrol atau lain sebagainya. Hal inilah yang sangat ia senangi. Ia akan bertemu orang untuk basa-basi. Sebagai mahasiswa yang belum tamat, ia tidak merasa malu, justru keadaan ini menguntungkannya untuk menyebar alibi kenapa ia tidak tamat.

Persiapan yang menurutnya matang sesungguhnya betul-betul tidak matang. Bayangkan saja, tiga puluh menit sebelum lari, ia harus mandi terlebih dahulu, menggunakan sedikit parfum, dan memilih sepatu yang menurutnya paling tepat. Dalam hati ia berpikir, “Setidaknya aku rapi, bersih, jauh dari kesan melarat, jauh dari kesan bodoh.” dasar naif. Ia memandang rapi jauh dari kesan bodoh. Padahal kesan itu tetap hadir. Cobalah saudara ikuti isi hatinya, ia benar-benar naif, lugu.

Seandainya saudara melihat apa yang dilakukannya pada saat lari, mungkin saudara akan tertawa cekikikan. Ketika ia berlari, hal yang paling penting justru ia tinggalkan. Air minum dan uang. Sementara jaraknya yang sudah jauh dari rumah membuat kemungkinan untuk balik tidak diutamakan.

“Kalau balik, bisa-bisa aku pingsan sampai rumah,” pikirnya.

Sepanjang jalan baru itu, sesungguhnya ada banyak pedagang. Ada pedagang dengan gubuk sementara, bahkan di dekat sana ada minimarket ala desa yang dimiliki oleh tetangganya sendiri. Tetapi, dia berpikir dengan penampilan seperti itu akan sangat memalukan kalau berhutang.

“Rambut klimis, bau parfum merebak, masak berhutang?” gumamnya lagi.

Siapa suruh berpenampilan seperti itu? Siapa suruh ingin dipandang pintar hanya gara-gara bersih? Padahal di kampungnya bukanlah suatu aib bila berhutang barang sebentar saja. Jangankan sebentar, seminggu pun tidak apa-apa sebab orang-orang kampung sudah saling kenal. Dan para pedagang itu hampir seluruhnya adalah tetangga Grudug yang latah berdagang semenjak jalan satu setengah meter itu rampung.

Di tengah jalan, ia benar-benar haus. Mungkin karena menghindari tugas orang tua, petaka datang menimpa anak muda ini. benar-benar petaka, di tengah haus itu, ia membayangkan cerita pamannya. Romantisme yang tak hentinya mengiang di kepala Grudug. Dan inilah yang betul-betul ceroboh.

Pamanya sering bercerita tentang sawah dan masa lalu dengan menggebu-gebu. Mungkin karena kini pamannya sudah tak bisa lagi ke sawah karena susah berjalan, akhirnya kenangan hanya bisa tersalurkan melalui cerita yang mungkin bagi pamannya bisa dijadikan pelajaran. Tapi, malang sekali, Grudug salah memetik pelajaran.

Kata pamannya, hidup jaman dulu jauh lebih gampang. Hari ini terlalu banyak yang kita butuhkan. Listrik misalnya, menurut lelaki tua itu, sebelum ada listrik, orang-orang hanya membutuhkan sedikit minyak yang bertahan untuk beberapa hari mendatang. Kebiasaan mengenal gelap membuatnya tidak terbayang malam akan seterang saat ini. awalnya menyenangkan tetapi lama kelamaan, listrik menjadi candu. Gelap menjadi seram.

Sekarang, semua orang harus bekerja keras agar bisa membayar listrik. Bahkan setelah memakai semacam pulsa, beban untuk menerangi malam terasa semakin menekan. Pulsa seperti es di siang hari yang sekali sedot langsung habis.

“Tetapi tidak hanya itu,” kata pamannya.

“Dulu tak listrik dan hape, makanya tak ada anak-anak yang menangis hingga berguling-guling meminta kuota. Sebelum beli kuota, harus nyicil hape terlebih dahulu. Sepupumu, dulu minta sepeda motor, Paman kira urusan sudah selesai, tetapi setelah itu ia minta uang bensin. Minta uang servis. Parahnya ia juga minta uang untuk bongkar motornya,” Lanjut pamannya.

“Jangankan itu, coba saja kau bayangkan, sekarang kalau paman haus, harus menunggu bibimu selesai memasak air. Atau kau membelikan pamanmu ini air gallon. Betul-betul ribet. Dulu, ya… dulu. Paman ke sawah tak pernah bawa air. Paman tinggal lepas capil, tenggelamkan setengahnya di sungai kecil dekat sawah, lalu air yang ada di dalam topi bisa diminum. Seggaarrrr… Mana lebih praktis hidupmu sekarang atau hidup pamanmu yang renta ini?” ucap pamannya sambil tergopoh-gopoh menepuk dadanya.

Bayangan atas percakapan itulah yang sering mengiang dalam pikiran Grudug. Tapi sungguh ceroboh, Grudug justru salah memetik pesan dalam percakapan di saat dia kehausan di sawah.

“Aku coba saja minum air sungai,” pikirnya dalam hati. Ceroboh bukan? Tak usah saudara sangsi, ia tidak sedang main-main. Haus yang mencekik itu membuat ia segera lupa dengan rambut klimis, parfum, dan sepatu pilihan itu. Meski tanpa capil seperti dalam cerita pamannya, ia langsung menyendok air sungai di pinggir jalan yang memang betul masih cukup jernih, tak seperti air sungai di kota.

Seteguk, dua teguk. Ia betul-betul lega. Bahkan ia sempat berpikir, “Air sungai yang jernih ini sesungguhnya lebih enak dari air gallon. Kenapa harus beli air gallon?” hentaknya dalam hati sambil mengkerutkan dahi. Saat itu pula ia menatap penuh kebanggaan mempunyai desa yang dialiri air jernih. Ia berkata, “Terima kasih bagaimana yang mesti aku berikan pada sungai cantik ini?”

Tatapan yang serius itu beberapa saat tak bisa dipalingkan. Ia benar-benar terpesona dengan air itu. Air yang menurutnya ada manisnya, air yang menurutnya lezat itu rupanya menggandeng sesuatu. Sesuatu yang melintas di depannya, sesuatu berwarna kuning tua dengan sisa sayur dan beberapa butir biji cabai terlihat jelas. Mengambang, hanyut seketika melewati tatapannya. Ia terkejut, lalu air sedikit keruh menguning.

Seketika ia langsung muntah-muntah memalingkan wajah. Beberapa anak muda yang jongkok di hulu menatapnya bersalah. Grudug tak henti-hentinya muntah-muntah. Setelah didekati oleh beberapa anak muda itu dan paham perkara secara utuh, barulah ia diceramahi oleh anak muda itu untuk tidak minum air sungai, baru ia tahu, sesekali bangkai ternak tersangkut di sana yang entah dari mana datangnya, popok bayi yang terkadang tersangkut lalu hanyut, atau sesuatu yang kuning itu. [T]

Previous Post

Never Ending Spirit of Gus Dur dan Upaya Mencecap Masa Lalu yang Ber(Ter)serak

Next Post

Ledok-Ledok Nusa Penida Naik Kasta

Agus Wiratama

Agus Wiratama

Agus Wiratama adalah penulis, aktor, produser teater dan pertunjukan kelahiran 1995 yang aktif di Mulawali Performance Forum. Ia menjadi manajer program di Mulawali Institute, sebuah lembaga kajian, manajemen, dan produksi seni pertunjukan berbasis di Bali.

Next Post
Ledok-Ledok Nusa Penida Naik Kasta

Ledok-Ledok Nusa Penida Naik Kasta

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

by Hartanto
May 25, 2025
0
Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

"Seniman adalah wadah untuk emosi yang datang dari seluruh tempat: dari langit, dari bumi, dari secarik kertas, dari bentuk yang...

Read more

AI dan Seni, Karya Dialogis yang Sarat Ancaman?

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 25, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

“Seni bukanlah cermin bagi kenyataan, tapi palu untuk membentuknya.” -- Bertolt Brecht PARA pembaca yang budiman, kemarin anak saya, yang...

Read more

Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

by Gede Maha Putra
May 24, 2025
0
Catatan Ringkas dari Seminar Lontar Asta Kosala Kosali Koleksi Museum Bali

MUSEUM Bali menyimpan lebih dari 200 lontar yang merupakan bagian dari koleksinya. Tanggal 22 Mei 2025, diadakan seminar membahas konten,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran
Khas

Kala Bukit Kini Berbuku, Inisiatif Literasi di Jimbaran

JIMBARAN, Bali, 23 Mei 2025,  sejak pagi dilanda mendung dan angin. Kadang dinding air turun sebentar-sebentar, menjelma gerimis dan kabut...

by Hamzah
May 24, 2025
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co