29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Selamatkan Pendidikan Anak-Anak Desa Terpencil di Bangli

I Gede Eka Putra AdnyanabyI Gede Eka Putra Adnyana
February 24, 2020
inEsai
Selamatkan Pendidikan Anak-Anak Desa Terpencil di Bangli
116
SHARES

Esai ini meraih Juara 1 dalam Lomba Esai Kategori Umum Menyongsong HUT ke-36 Peradah Indonesia dan HUT ke-816 Kota Bangli yang diselenggarakan DPK Peradah Bangli, 2020


“…. pendidikan bagi anak bukanlah alat untuk memenuhi hasrat pribadinya, tapi pada akhirnya sebagai alat untuk kemajuan sosial dan lingkungannya”

Jika kita amati secara seksama, sepuluh tahun terakhir ini, perhatian pemerintah kabupaten Bangli terhadap pendidikan sungguh luar biasa. Kondisi ini tampak, terutama dengan telah direnovasinya kembali sekolah-sekolah yang rusak tergerus usia atau dibangunnya gedung sekolah baru. Hal ini tampaknya tidak terlepas dari peranan media masa, terutama cetak dan elektronik. Pada periode ini, secara intens ruang media menunjukkan kepada kita rusaknya gedung-gedung sekolah terutama gedung Sekolah Dasar. Media telah membuka kesadaran kita betapa kita tengah berada pada masa hancurnya pendidikan. Dalam konteks ini, pemerintah Bangli pun tanggap dan merespon kondisi itu dengan baik.

Pembangunan kembali gedung-gedung sekolah yang rusak atau yang  lapuk dimakan waktu utamanya di daerah-daerah terpencil di Bangli memang hanya membutuhkan waktu tidak sampai dua tahun. Artinya, pembangunan kembali infrastruktur pendidikan kita memang mudah dan cepat. Tetapi dibalik lapuknya gedung-gedung sekolah, masih tersisa persoalan besar pendidikan untuk membangun sumber daya manusia Bangli, yaitu lapuknya semangat, motivasi, dedikasi tenaga pendidik untuk akses pendidikan anak-anak di daerah/desa terisolir. Di sinilah sesungguh persoalan pendidikan Bangli ini ditemukan. Namun secara sentral, pemerintah patut dipuji dengan proyek nasional sertifikasi guru yang menelan banyak anggaran negara. Pemerintah bersikap bahwa kualitas guru harus ditingkatkan dan proyek sertifikasi guru adalah pilihan yang paling “manis” dan memungkinkan untuk kemajuan pendidikan anak bangsa.

Walaupun demikian, sebagai langkah besar, sertifikasi guru memang harus dijalankan secara tuntas terlepas dari segala kekurangannya. Soal kualitas guru sebagai akar persoalan pendidikan memang tidak semudah membangun kembali gedung-gedung sekolah yang lapuk. Pada konteks peningkatan mutu guru, entah berapa banyak pelatihan atau penataran guru yang telah diselenggarakan oleh pemerintah lewat departemen terkait, namun motivasi dan mutu guru tetap saja rendah, tidak tampak adanya peningkatan dedikasi, motivasi, dan profesionalisme guru-guru kita. Keadaan ini sebenarnya ancaman bagi pendidikan khususnya di kabupaten Bangli. Pemerintah rupanya sulit mengambil keputusan pada konteks ini. Jika dikeluarkan, akan terjadi kekurangan tenaga pendidik terutama di desa/daerah terpencil. Jalan yang dipilih adalah membiarkan apa adanya, dengan sekadar pembinaan.

Di sisi lain, pendidikan di Bangli terutama pendidikan dasar masih menyisakan kesenjangan antara kampung/desa dengan perkotaan. Di daerah- daerah terpencil di Bangli, atau di banyak desa di pedalaman, di balik bukit, di lereng gunung, anak-anak yang belum disentuh akses pendidikan yang layak secara merata seperti layaknya di perkotaan. Di Batu Meyeh, Peradi, Buluh, yang terpencil dan belum tersentuh internet, perpustakaan yang tak layak, Dusun Bunutin di Trunyan yang belum ada akses transportasi, ataupun lokasi-lokasi di perbukitan Kaldera Kintamani, di daerah itu anak-anak pergi ke sekolah dengan berjalan kaki sejak pukul 05.00 pagi. Ironisnya lagi, sampai di sekolah mereka tidak menjumpai guru pengajar. Sekolah di daerah terpencil juga minim atau jaraknya berjauhan, kalaupun ada, tidak memiliki sarana yang representatif untuk fasilitas belajar, termasuk buku-buku pelajaran. Untuk mengajar seorang guru masih harus menggunting koran-koran bekas untuk dijadikan kliping sebagai media pembelajaran membaca siswa.

Berdasarkan kondisi tersebut, anak-anak di daerah terpencil di Bangli merasa bersekolah adalah “beban”. Bersekolah hanya menyita waktu produktif mereka. Fenomena seperti itu dapat menjadikan anak-anak jenuh dan bosan bersekolah. Mereka pada akhirnya memilih hidup untuk bekerja saja  dengan orang tuanya daripada bersekolah hanya untuk menyita waktu produktifnya.

Ditinjau dari aspek pengajar (guru), jarang ada guru yang mau bertugas di sekolah-sekolah di daerah terpencil. Walaupun ada yang mau bertugas, hal itu hanya digunakan sebagai batu loncatan saja agar mau diangkat menjadi CPNS oleh pemerintah. Setelah mereka diangkat, pasti akan segera mengajukan mutasi untuk pindah tugas ke kota. Di samping itu, guru di tempat terpencil mengajarnya pun jarang. Kondisi ini sesungguhnya merupakan masalah besar bagi pendidikan di Bangli, terutama anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang ideal dan manjadi pemicu enggannya mereka bersekolah.

Sebenarnya setiap tempat, tak terkecuali desa/daerah terpencil mendambakan anak-anak yang terdidik, cerdas, dan pintar. Pada ranah inilah pendidikan anak-anak sebenarnya tengah membutuhkan pedagogi harapan. Membangun pendidikan di desa terpencil di Bangli dengan gerakan-gerakan  moral baru yang lebih mendasar dan kepedulian sosial harus dikerjakan. Ada empat pilar yang perlu dibangun untuk menyelamatkan pembangunan pendidikan anak-anak di desa terpencil di Bangli. Keempat pilar itu dalam akselerasinya tidak bersifat sepihak, harus dilakukan bersama seluruh komponen dengan bergandengan tangan. Pertama, menyiapkan tenaga pengajar yang mau mengikhlaskan diri untuk ditempatkan di daerah terpencil. Untuk mengantisipasi keluhan dan malasnya guru yang ditempatkan di desa terpencil yang berdampak tidak idealnya anak-anak mendapat pelayanan pendidikan, maka pemerintah/dewan pendidikan di Bangli dapat mengangkat atau mempekerjakan sumber daya manusia setempat yang dianggap mampu mengemban tugas sebagai pendidik.

Di samping itu, esensi penting yang perlu ditanamkan kepada para pemuda intelektual yang dimiliki desa/daerah terpencil di Bangli adalah mau kembali mengabdi dan membangun desanya setelah tamat menuntut ilmu di kota atau setelah mempunyai skil sebagai pendidik. Inilah di Bangli/Bali yang disebut istilah “ngayah”. Tidak terburu-buru harus menjadi “korban” di kota urban. Tetapi pemuda intelektual ini mesti kembali ke konsep prilaku ngayah yang sejati untuk sebuah peradaban pendidikan bagi anak-anak desa yang lebih baik. Mungkin secara ekonomi hal ini dianggap mengalami kemunduran tetapi untuk sebuah pembangunan pendidikan: mengangkat prestasi, prestise, dan memberdayakan sumber daya desa dan daerah Bangli, sedang kembali untuk penyembuhan.

Kedua, mitos “kemiskinan edukasi” guru di desa terpencil di Bangli perlu ditanggulangi. Kebijakan-kebijakan pemerintah Kabupaten Bangli untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidikan yang salah satunya menyasar para guru utamanya tingkat pendidikan dasar, hendaknya tidak ditanggapi secara negatif oleh para guru yang ada di desa terpencil. Hal inilah yang menjadikan banyak sekali proyek-proyek pelatihan guru, diklat guru, dan lain-lain, berjalan hanya sebatas formalitas. Nilai positif proyek tersebut tidak pernah diambil. Mereka selalu merasa tidak memerlukan program-program peningkatan atau pengembangan kualitas diri. Ketiga, kepedulian sosial dibidang pendidikan di Bangli, bisa dilakukan dengan jalan membuka sekolah-sekolah swadaya yang dekat dengan anak-anak di desa terpencil. Dalam hal ini, kepedulian sosial sangat penting bagi pendidikan anak-anak yang dimarjinalkan. Mendapatkan kesempatan pendidikan yang baik adalah hak semua anak, termasuk yang hidup di kampung- kampung terpencil di Bangli. Bahwasanya “pendidikan bagi anak bukanlah alat untuk memenuhi hasrat pribadinya, tapi pada akhirnya sebagai alat untuk kemajuan sosial dan lingkungannya”.

Bagi desa terpencil/terisolir di Bangli yang merasa rapuh seperti saat ini, satu generasi sangatlah berarti. Bagi daerah yang kecil yang tidak banyak memiliki sumber daya alam dan tidak memiliki aset laut seperti Bangli, misalnya, satu desa yang begitu terpelosok dengan sejengkal tanah dan setetes air sangatlah berharga. Dengan credo itu kepedulian sosial kita untuk akses pendidikan bagi anak-anak akan memberikan bumi Bangli yang lebih layak dan kehidupan yang lebih baik kepada semua anak yang nantinya akan meneruskan generasi berikutnya.

Keempat, Penyedian infastruktur (termasuk akses jalan dan internet yang layak) dan sarana belajar yang refresentatif bagi desa terisolir. Untuk mewujudkan ini, kita mesti konsisten dengan cerita lama “negeri ini mesti lepas dari budaya korup”. Di tengah revolusi pendidikan yang dijalankan oleh para guru yang juga tengah menerima kebenaran mitos kemiskinan ekonomi (karena suntikan sertifikasi masih juga dirasakan kurang), anak-anak di Bangli secara tidak sadar telah dimasukkan ke dalam kultur pendidikan yang semakin terpuruk. Pada anak- anak itu, para guru rupanya tengah menjalankan konvensi-konvensi sosial- ekonomi. Anak-anaklah yang menjadi korbannya.

Siapakah yang akan menyelamatkan mereka? Hal ini memang tidak semata-mata persoalan edukatif, tetapi politik ekonomi, yang memang kondisi ini sudah sejak lama telah ditemukan dalam pemikiran-pemikiran Paulo Fraire. Walaupun demikian, Fraire menuding bukan oknum guru yang memang memplopori hal itu  terjadi, melainkan negaralah yang menjadikan kultur pendidikan, khususnya pendidikan di negara dunia ketiga begitu korup. Sebagai konsekuensinya dan menjadi  keluhan di tengah perasaan tidak berdaya adalah “robohnya mental anak sebagai aset daerah” dan “keroposnya jiwa generasi penerus” yang sebenarnya belum pantas roboh dan keropos. Kultur ini harus didekonstruksi, harus dihancurkan, untuk membangun dan menyelamatkan pendidikan di pelosok-pelosok desa di Bangli. [T]

Kintamani, Januari 2020

Tags: BangliBaturPendidikan
Previous Post

Berdamai Dengan Rasa Malas Efektif Bantu Lawan Rasa Malas

Next Post

Kalau Dibolehkan Mengarang [Cerita Tentang Bangli]

I Gede Eka Putra Adnyana

I Gede Eka Putra Adnyana

Ceo_Kumunitas Tanpa Laut,Pengajar, Penulis, Pekerja freelance

Next Post
Kalau Dibolehkan Mengarang [Cerita Tentang Bangli]

Kalau Dibolehkan Mengarang [Cerita Tentang Bangli]

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co