Puncak detik-detik peringatan Hut Republik Indonesia Ke74, Kecamatan Nusa Penida menyajikan parade kebudayaan secara masal. Tari Rejang Renteng melibatkan 500 penari yang ditarikan oleh Ibu PKK Desa adat se- Nusa Penida. Selepas apel peringatan selesai, penari memasuki Lapangan Umum Sampalan, Desa Batununggul, Sabtu (17/8). Komposisi penari membentuk huruf RI HUT 74.
Camat Nusa Penida I Komang Widyasa Putra menjelaskan peringatan hari kemerdekaan kegiatan lomba dan pertandingan yang digelar di Nusa Penida sebanyak 15 kegaiatan. Selain itu, parade kebudayaan yang disajikan adalah bentuk menggelorakan kebudayaan di tengah hari kemerdekaan. Tari Rejang Renteng ditarikan secara masal dengan melibatkan masing-masing Desa Adat mengirim penari. 500 penari menari setelah puncak peringatan Hut RI.
“Kita ingin seni dan budaya khas Nusa Penida restarikan, tampilkan kalayak luas. Ini adalah pertama kalinya kita melibtakan desa adat saat peringatan Hut RI. Menarik lagi, bentangan bendera mengitari sisi lapangan bersama penari Tari Renteng yang dibantu oleh TNI, Polisi, siswa serta masyarakat yang hadir, “ ujar Camat asal Lembongan.
Menurutnya, hari kemerdekaan bagaimana menggelorakan nilai budaya kepada masyarakat dan memperkenalkan kebudayan khas yang dimiliki Nusa Penida. Sajian budaya selain Tari Rejang Renteng juga ditampilkan dalam format lomba yakni Utsawa Dharma Gita, Busana Adat Ke Pura dan paling iconik dari perlombaan adalah perahu layar.
Camat Nusa Penida mengakui lomba perahu layar adalah yang paling dinenatikan warga. Kemarin, lomba ini banyak warga yang datang di start finish. Pesertanya merupakan penggiat perahu lahar.
I Gede Nata, Panitia Lomba Perahu layar mengatakan lomba perahu layar peserta yang mengikuti ini sebanyak dua desa, Suana mengirim kontingen 2 sementara sisanya Desa Batununggul mendominasi sebanyak 11. Pantai Telaga, Desa Kutampi Kaler dipilih sebagai start, menurut Gede Nata, pantai Telaga masih pasirnya bagus kebetulan di daerah Sampalan sangat krodit sesuai dengan hasil rapat dengan peserta. “ Angin sangat mendukung, peserta kegirangan pacuan layar saling adu ketangasan layaknya balap motor saling tikung, “ selorohnya. [T]