Mentari telah lelah menampakkan sinarnya. Suasana di luar ruangan kini benar-benar gelap, hanya beberapa lampu yang membantu menjadi penerangan pada malam Senin (12/08).
Berbanding terbalik dengan suasana di dalam aula SMP Negeri 4 Denpasar. Lampu menyorot dari tiap sudut ruangan dengan begitu terangnya. Dinginnya angin malam mulai menusuk kulit. Puluhan pengunjung kini terlihat begitu serius. Sorot matanya menatap ke satu titik.
Panggung utama Denpasar Book Fair 2019 yang berdiri di tengah aula SMPN 4 Denpasar seolah menyedot seluruh perhatian orang-orang. Di atasnya berdiri tiga orang penulis asal Bali yang menjadi pengisi acara talkshow yang bertajuk “Membangun Iklim Perbukuan Indonesia (Aspek Produksi)”. Ida Ayu Oka Rusmini, Made Adnyana Ole, dan Gde Aryantha Soethama merupakan ketiga bintang tamu tersebut.
Tentu bukan tanpa alasan Oka Rusmini, Adnyana Ole, dan Aryantha Soethama yang dipilih menjadi pembicara pada acara talkshow untuk warnai acara Denpasar Book Fair tahun 2019 ini.
Adnyana Ole, pria kelahiran Tabanan yang puisi-puisi serta cerpen-cerpennya dimuat di berbagai media seperti Bali Post, Jawa Post, Kompas, dan masih banyak lagi. Oka Rusmini, wanita yang terkenal dengan tulisannya seperti puisi, novel, serta cerita pendeknya yang begitu apik. Bahkan dirinya pernah menerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa melalui karyanya yang berjudul “Saiban”.
Tak jauh berbeda dengan kedua rekannya yang lain, Aryantha Soethama dikenal sebagai wartawan kawakan. Dirinya merupakan penulis esai dan cerpen (cerita pendek). “Saya itu jadi penulis karena suka melamun. Orang yang suka melamun itu pasti nantinya akan menjadi penulis, jadi kalau ada sanak saudara kalian yang suuka melamun, biarkan. Jangan dilarang. Kelak mereka akan menjadi penulis,” gurau Aryantha Soethama sembari tertawa.
Tak hanya itu, Oka Rusmini juga membagi beberapa tipsnya untuk menuangkan isi pikiran dalam bentuk tulisan. “Jangan berpikir terlalu berat. Perhatikan lingkungan sekitar. Kalau sudah buntu tinggalkan tulisan itu dan buat tulisan yang baru. Kalau idenya sudah kembali kan bisa dilanjutin lagi menulisnya,” jelas Oka Rusmini, wanita paruh baya penulis “Kenanga”. Oka Rusmini juga mengungkapkan bahwa jika seseorang ingin menjadi penulis, kunci utamanya ialah rajin membaca.
Selama berlangsungya acara talkshow, begitu banyak ilmu yang dapat dipetik. Tutur kata dari pembicara yang apik serta diselingi canda tawa mampu mencairkan suasana. “Berkesan aku ngelihat tiga penulis yang besar berkumpul di satu panggung. Aku denger mereka ngomong, motivasinya keren banget. Aku juga gak nyangka pak Aryantha orangnya lucu. Pokoknya setiap dia ngomong ada daya tarik tersendiri bagiku,” aku Putu Puan Maharani selaku ketua Komunitas Madyapadma, yang juga turut menjadi penonton acara talkshow Denpasar Book Fair. [T] [dyt/sa]
- Berita ini diambil dari http://madyapadma-online.com