- Catatan Harian Sugi Lanus 10 Agustus 2016
.
APA Bahasa Bali “Happy Birthday” & “Happy Anniversary”? Jawaban untuk pertanyaan itu adalah “rahajeng dina otonan” dan “rahajeng dina odalan”. Kok bisa?
Mari kita cari tahu apa arti ‘odalan’ dan ‘otonan’. Ayo kita merunut etimologi ‘odalan’ dan ‘otonan’ dalam bahasa Bali dan Jawa Kuno. ‘Otonan’ berasal dari kata ‘weton’, lebih dalam lagi ‘wetu’ dan ‘metu’ artinya ‘keluar’.
Kata ‘metu’ bisa berkembang jadi ‘ka+metu+an’ menjadi ‘kametuan’ lebih enak diucap lidah menjadi ‘kawetuan’, lebih dipendekkan lagi jadi ‘kaweton’ dan di masyarakat seiring waktu tinggal ‘weton’ jadi ‘oton’.
Otonan dengan demikian adalah merujuk pada “hari kelahiran” atau ‘dina oton’. Jika bentukan kata dan istilah di atas kita pakai untuk pedoman menterjemahkan ucapan “happy birthday” dalam bahasa Bali, maka “happy birthday” padanannya adalah “rahajeng dina otonan”.
Menariknya, orang Bali punya 2 otonan: Dina (hari) otonan Bali dan dina otonan kalender umum barat (Gregorian calender). Saat ‘otonan Bali’ kita bisa sebut “rahajeng otonan”; ketika ulang tahun yang berdasar pada kalender umum barat (Gregorian calender), kita bisa mengucapkan: “Rahajeng otonan Jawi”? Umumnya kata ‘jawi’ dipakai untuk merujuk pada sesuatu yang datang dari “luar Bali” atau “asing”.
Sementara ‘odalan’ bentukan kata ini terbentuk dari ‘medal’ atau ‘wedal’ artinya ‘datang’. Makna ‘datang’ ini cukup luas. Orang kesurupan yang ‘kedatangan’ ruh lain disebut ‘kodalan’. Datangnya peringatan sebuah tempat suci (pura) disebut ‘odalan’.
Dalam peristilahan Bahasa Sunda dipakai istilah ‘wedal’ untuk menghitung sifat manusia berdasarkan hari ‘wedal’ atau ‘kedatangan’ — mungkin maksudnya kedatangan di bumi atau kelahiran.
Di Bali kini kedua kata atau istilah ini mempunyai konteks pemakaian yang spesifik: Otonan untuk istilah “peringatan hari kelahiran seseorang (manusia)”; Odalan untuk istilah “peringatan hari perayaan sebuah pura (tempat ibadah).
Penghalusan kata ‘odalan’ kadang dipakai juga istilah ‘piodalan’. ‘Pi’ di depan kata tertentu dalam bahasa Bali memberi peningkatan kata bersangkutan menjadi “lebih halus”. Seperti ‘tuduh’ menjadi ‘pituduh’; ‘teket’ menjadi “piteket”; ‘kayun’ menjadi “pikayun”; dan seterusnya.
Otonan & Odalan dalam bahasa Inggeris bisa dipadankan dengan Birthday & Anniversary. Sudah umum kalau ‘Odalan pura’ diterjemahkan dengan “temple anniversary”. Jadi ‘anniversary’ = ‘odalan’.
Pertanyaannya, apakah “wedding anniversary” (ulangtahun pernikahan) bisa kita terjemahkan dengan “odalan nganten” atau “odalan pawiwahan”? Biasanya semakin kaya dan berduit manusia akan semakin banyak tingkah. Siapa tahu kelak akan banyak merayakan “odalan pawiwahan” berdasarkan kalender Bali?
Maka orang sekampung bisa sebagian besar akan sama “odalan pawiwahan” karena “dewasa ayu nganten” (hari baik menikah menurut kalender Bali) umumnya itu-itu saja. (T)