Keputusan
HADIAH SASTERA “RANCAGÉ” TAHUN 2020
Alhamdulillahirobbilalamin,atas rahmat Allah SWT serta bantuan berbagai pihak yang menaruh perhatian terhadap perkembangan bahasa dan sastera ibu, Hadiah Sastera “Rancage” 2020 akan diberikan kepada para penulis buku berbahasa daerah. Sejak tahun 1989, sudah 32 tahun kami memberikan hadiah Rancagé secara berkesinambungan yang diumumkan setiap tanggal 31 Januari.
Hadiah Sastera “Rancage” 2020 merupakan yang ke-32 kalinya untuk sastera Sunda, ke-26 kalinya untuk sastera Jawa, ke-22 kalinya untuk sastera Bali, kelima kalinya untuk sastera Lampung, keempat kalinya untuk sastera Batak, dan pertama kalinya untuk sastera Madura. Tahun ini kami tidak memberikan hadiah untuk sastera Banjar karena jumlah buku yang terbit dalam bahasa tersebut tidak memenuhi persyaratan Hadiah Sastera “Rancagé”. Sebelumnya, Yayasan Kebudayaan Rancagé sudah dua kali memberikan hadiah untuk sastera Banjar. Selain itu, kami juga memberikan Hadiah “Samsudi” untuk buku cerita anak dalam bahasa Sunda, dan tahun ini sudah diberikan untuk ke-23 kalinya.
Semangat untuk menerbitkan buku sastera berbahasa daerah selalu mengalami pasang-surut dari tahun ke tahun. Hal ini dapat diamati dari jumlah buku yang terbit setiap tahun. Buku sastera daerah yang terbit tahun 2019 cukup menggembirakan. Ada peningkatan jumlah untuk masing-masing sastera daerah, walaupun dari sisi kualitas tidak berarti lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Seperti yang telah kami utarakan, selain sebagai pemertahanan dan pengembangan literasi bahasa ibu, kami juga berharap keberadaan hadiah Rancagé dapat melahirkan karya sastera bermutu. Karya tersebut bukan hanya mencerminkan gambaran etnografi suatu daerah, melainkan mampu melahirkan kebaruan dalam tema, teknik, dan pendalaman gagasan.
Hingga tahun ini, kami sudah mengumumkan 115 judul buku terbaik peraih Hadiah Sastera “Rancagé” dan “Samsudi”. Insya Allah, kami akan berusaha memberikan hadiah ini terus-menerus, selama masih ada yang menerbitkan buku-buku berbahasa ibu.
Berikut
adalah ringkasan keputusan juri Hadiah Sastera “Rancagé” 2020.
- HADIAH SASTERA ”RANCAGÉ” 2020 UNTUK SASTERA SUNDA
Setelah ditimbang-timbang lebih matang, maka diputuskan penerima Hadiah Rancagé tahun 2020 untuk karya sastera Sunda adalah
Nganjang ka Pagéto
- Kumpulan Cerita Pendak karya H.D. Bastaman
- Diterbitkan oléh Dunia Pustaka Jaya
Kepada H.D. Bastaman akan diserahkan hadiah Rancagé tahun 2020 berupa piagam dan uang.
Nganjang ka Pagéto ditulis dengan gaya realis dan menggunakan sudut pandang akuan, sang pencerita menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialami para tokoh dengan satu pusat pengisahan, yaitu pencerita sendiri atau orang lain. Memilih gaya realis adalah memilih masuk pada dunia yang terbatas. Namun, pada beberapa cerpen keterbatasan itu dilampaui dengan memasukkan anasir kepercayaan atau peristiwa psikologis. Umumnya cerpen-cerpen H.D. Bastaman bercerita tentang masalah-masalah keluarga, seperti masalah orangtua yang lanjut usia, ditinggal pasangan hidup, kehilangan pembantu rumah tangga, atau keinginan anak yang berbeda dengan harapan orangtuanya. Masalah-masalah tersebut, yang jarang menjadi konflik terbuka kecuali pada cerpen “Rundayan- rundayan Abah Apong”, diselesaikan dengan sangat baik dengan memberi empati pada para tokohnya. Karena itu, faktor bahasa menjadi sangat penting dalam cerpen-cerpen H.D. Bastaman. Melalui pemunculan masalah dan upaya penyelesaiannya yang logis dalam kerangka cerita, para tokoh cerita setahap demi setahap meraih makna hidupnya.
- HADIAH SASTERA ”RANCAGÉ” 2020 UNTUK SASTERA JAWA
Setelah ditimbang-timbang secara cermat dan matang, maka diputuskan bahwa penerima Hadiah Sastera “Rancagé” 2020 untuk karya sastera Jawa adalah
Kalung
- Kumpulan Cerita Pendek karya Irul S. Budianto
- Diterbitkan oleh Buana Grafika,Yogyakarta
Kepada Irul S. Budianto akan diserahkan Hadiah Rancagé tahun 2020 berupa piagam dan uang.
Tema-tema kumpulan cerpenKalung tidak monoton. Teknik
penceritaannya pun dinamis,
bervariasi, dan ditulis dengan bahasa yang rapi. Buku ini memiliki berbagai kelebihan
dibandingkan dengan 26 judul buku berbahasa Jawa lainnya
yang terbit pada tahun 2019.
- HADIAH SASTERA ”RANCAGÉ” 2019 UNTUK SASTERA BALI
Berdasarkan penelahaan terhadap karya sastera Bali modern, maka diputuskan penerima Hadiah Rancagé tahun 2020 untuk karya sastera Bali adalah
Tresna Tuara Neked
- Karya Ida Bagus Pawanasuta
- Penerbit Pustaka Ekspresi
Kepada Ida Bagus Pawanasuta akan diserahkan hadiah Rancagé tahun 2020 berupa piagam dan uang.
Tresna tuara Teked merupakan novelet yang ditulis dengan bahasa yang lugas, kalimat ringkas, namun dapat mengekspresikan berbagai perasaan (cinta, culas, iri hati, sombong) dengan baik dan dalam. Alur cerita mengalir jelas diwarnai konflik dan tegangan di setiap bagian sehingga cerita memikat. Narasi cerita berhasil menyajikan latar budaya Bali yang kaya akan jenis seni pertunjukan. Kekhasan latar dalam novelet itu terungkap lewat berbagai isu black magic dan kekuatan gaib yang menjadi bagian dominan dalam sistem kepercayaan dan kehidupan sosial masyarakat Bali. Ending cerita terlalu cepat karena kurang eksplorasi tetapi sensible (masuk akal) karena merefleksikan apa yang terjadi dalam alam nyata, di mana seniman Bali karena bakatnya bisa mendapat pekerjaan sebagai dosen seni di luar negeri walaupun tujuan awal mereka berkesenian bukanlah itu. Pendek kata, novelet ini berhasil menampilkan gambaran masyarakat Bali yang kehidupannya kuat dipengaruhi oleh praktik kesenian dan kepercayaan kekuatan gaib agtau supranatural.
- HADIAH SASTERA ”RANCAGÉ” 2020 UNTUK SASTERA LAMPUNG
Setelah ditimbang-timbang secara cermat dan matang, maka diputuskan bahwa penerima Hadiah Sastera “Rancagé” 2020 untuk karya sastera Lampung adalah
Lapah Kidah Sangu Bismillah
Kumpulan prosa karya Semacca Andanant diterbitkan oleh Pustaka LaBRAK, Bandar Lampung
Kepada Semacca Andanant (Dainurint Toenith) akan diserahkan hadiah Rancagé tahun 2020 berupa piagam dan uang.
Lapah
Kidah Sangu Bismillah memiliki kelebihan dalam
pencapaian kadar sasterawi dengan spektrum
estetis yang berbeda,
paling tidak ada tiga spektrum, yaitu kesatuan (unity), kerumitan (complexity), dan kesungguhan (intensity).Bandung dan hahiwang merupakan jenis sastera lisan Lampung. Bandung berisi nilai-nilai agama, adat,
atau aturan hidup. Bandung dalam buku
tersebut ada empat belas judul dan hahiwangada dua belas judul. Bandung dan Hahiwang yang seyogyanya dituturkan secara lisan dengan
alunan dan nada suara tertentu menjadi terdokumentasi secara
tertulis, sehingga bisa dinikmati dengan cara membaca. Memang di satu sisi kehilangan kelisanannya, tetapi di sisi lain ini
membuka peluang nilai-nilai dalam bandung dan hahiwang dapat dinikmati secara luas. Hal tersebut dimungkinkan karena Semacca Andanant berhasil meramu ketradisionalan ke dalam teknologi cetak.
- HADIAH SASTERA ”RANCAGÉ” 2020 UNTUK SASTERA BATAK
Setelah ditimbang-timbang secara cermat dan matang, maka diputuskan bahwa penerima Hadiah Sastera “Rancagé” 2020 untuk karya sastera Batak adalah
Guru Honor
Novel karya Robinson Siagian
diterbitkan oleh Yayasan Pelestari Kebudayaan Batak
Kepada Robinson Siagian akan diserahkan hadiah Rancagé tahun 2020 berupa piagam dan uang.
Dalam novel ini, banyak makna tersirat dari setiap kalimat atau frasa yang diutarakan lewat pantun atau peribahasa, yang sangat syarat dengan nasihat- nasihat (poda). Frasa seperti ini sulut diterjmahkan secara harfiah ke dalam bahasa Indonesia. Narasi dalam cerita ini berhasil menyajikan latar belakang budaya Batak Toba, bagaiaman orangtua di kampung yang kerja keras seperti bertani di ladang atau sawah, berjuang menyekolahkan anak-anaknya untuk memperoleh pendidikan tinggi. Adapula frasa yang menggunakan pantun (umpasa), mampu mendeskripsikan perasaan, kesedihan, kekecewaan, kegembiraan, rasa sayang, cinta, amarah yang tidak terungkapkan secara langsung, melainkan melalui tindakan. Juga perasaan orangtua yang dikecewakan oleh kelakuan anak-anaknya yang tidak menuruti nasehat orangtuanya, sehingga si anak mengalami masalah dan kegagalan.
- HADIAH SASTERA ”RANCAGÉ” 2020 UNTUKSASTERA MADURA
Setelah ditimbang-timbang secara cermat dan matang, maka diputuskan bahwa penerima Hadiah Sastera “Rancagé” 2020 untuk karya sastera Madura adalah
Kerrong ka Omba
Kumpulan cerita pendek karya Mat Toyu diterbitkan oleh Penerbit Sulur, Yogyakarta
Kepada Mat Toyu akan diserahkan hadiah Rancagé tahun 2020 berupa piagam dan uang.
Kerrong ka Omba merupakan kumpulan
cerita pendek karya Mat Toyu. Buku
ini cukup menonjol dibandingkan dengan
buku-buku sastera berbahasa
Madura lainnya yang dinilai untuk Hadiah Sastera “Rancagé” 2020. Secara
umum, cerita dalam buku ini
menggambarkan kehidupan di pedesaan yang memukau. Di sana tercermin bagaimana
akhlak dan kekerabatan yang begitu kuat. Penghormatan terhadap perempuan,
keakraban anak muda dengan orang tua, diceritakan secara menarik. Narasi dan dialog dalam buku ini disusun
dengan
bahasa yang segar, lancar, jauh dari penuturan yang membosankan. Pengaran juga menguasai teknik bercerita yang baik.
- HADIAH “SAMSOEDI” 2020
UNTUK PENULIS BACAAN ANAK–ANAK DALAM BAHASA SUNDA
Berdasarkan pertimbangan juri, penerima Hadiah Samsudi tahuna 2020 adalah
Obrolan Adé Érik jeung Lanceukna (6 jilid)
- Karya Budi Riyanto Karung
- Diterbitkan oléh Penerbit Geger Sunten
Kepada Budi Riyanto Karung akan diserahkan hadiah “Samsoedi” tahun 2020 berupa piagam dan uang.
Seri cerita ini terdiri atas 6 jilid,
dan masing-masing jilid terdiri atas 20 judul cerita. Jumlah cerita seluruhnya mencapai 120 judul. Keenam buku tersebut tidak dikasih nomor. Namun, jika
diperhatikan baik-baik, pola penghimpunan dan penyusunan cerita-cerita itu
bersifat alfabetis berdasarkan huruf pertama tiap- tiap judul cerita pada
tiap-tiap buku. Dengan demikian, jika harus diurutkan, seri cerita ini terdiri
atas: 1. Balap Embé (A-C); 2. Miceun Tipi (D-I); 3. Juara Balap Karung (I-M); 4. Moal Mabok Laut (M-P); 5. Pung Hay Suk (P-T); 6. Thomas Savery (T). Cerita-cerita yang
dihimpun dalam keenam buku tersebut tadinya dimuat dalam Galura dari Juni 2016 hingga Juni 2019. Cerita-cerita dalam
rangkaian buku ini dikemas dalam bentuk obrolan antara Érik dan kakaknya yang
ia panggil dengan sapaan “Aa”. Obrolannya lugu, kekanak-kanakan, dengan belokan
logika yang menimbulkan gelak tawa. Tema obrolan beragam, mulai dari cara
menyembelih ayam hingga nama-nama penemu listrik dan bohlam. Dari gayanya
bercerita, tidak terasa adanya pretensi untuk menggurui anak- anak. Pengarang tampaknya lebih tertarik untuk menggambarkan anak-anak
itu sendiri dalam tindak tutur sehari-hari. Betapapun, dengan caranya
sendiri, buku-buku tersebut juga memperlihatkan contoh yang bagus mengenai
pemakaian undak-usuk bahasa Sunda
sebagaimana yang tercermin dari perbedaan kosa kata yang dipakai
antara adik dan kakak. Di hadapan kakaknya, Érik selalu mamakai kata-kata lemes (halus), sedangkan kakaknya selalu
memakai kata-kata loma (akrab),
pertanda bahwa sang adik menghormati sang kakak. Kalau bersoal-jawab, sering
kali sang kakak menyebut Érik dengan “Kérik”, pertanda ia sedang jengkel
terhadap adiknya. Rasa humor yang kuat, yang kiranya menjadi salah satu
kekuatan kumpulan cerita ini, tentu saja dimungkinkan oleh kiprah Budi sebagai
kartunis, yakni profesi yang mampu melihat hal-ihwal yang lucu dari kehidupan sehari-hari.
Acara penyerahan Hadiah Sastera Rancagé dan Hadiah “Samsoedi” tahun 2020 diselenggarakan pada tanggal 31 Januari 2020, di Jatiwangi Art Factory (JAF), Jl. Makmur No.71, Jatisura, Kec. Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Jatiwangi, 31 Januari 2020
Dewan Juri Hadiah Sastera “Rancagé” 2020
- Hawe Setiawan (Sastera Sunda)
- Teddi Muhtadin (Sastera Sunda)
- Sri Widati Pradopo (Sastera Jawa)
- Dhanu Prio Prabowo (Sastera Jawa)
- I Nyoman Darma Putra (Sastera Bali)
- Kahfi Nazarudin (Sastera Lampung)
- Rita Sihite (Sastera Batak)
- D. Zawawi Imron (Sastera Madura)