LAGU Ketut Garing yang dipopulerkan kelompok musik Emoni hingga kini tampaknya masih garing. Garing bukan dalam pengertian lawakan yang tak lucu, tapi garing seperti jagung goring yang empuk dan renyah saat dikunyah.
Penonton yang memenuhi Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar, Sabtu 2 Desember 2017 malam, tampak sekali terbuai dan sangat menikmati lagu itu, mereka bahkan turut bernyanyi bersama.
Apalagi, pada penampilan Emoni malam itu, sejumlah anak-anak dari Komunitas Surapradnya turut menghidupkan panggung dengan aksi-aksi lucu mereka. Lalu ada kelompok lawak MKP Bali meningkahi pementasan itu dengan guyon segar, maka lengkaplah kegembiraan yang dihadirkan Emoni pada malam Minggu itu.
Ini membuktikan bahwa kehadiran grup band Emoni masih menjadi magnet yang sangat kuat di kalangan anak muda Bali. Gedung Ksirarnawa penuh oleh anak muda penggemar fanatik Emoni. Mereka merasa terhibur dengan penampilan lagu-lagu yang ceria.
Pementasan grup band Emoni merupakan bagian dari acara Gelar Seni Akhir Pekan (GSAP) Bali Mandara Nawanatya II tahun 2017. Pada penampilan itu Emoni menampilkan delapan lagu dalam dua sesi penampilan. Sesi awal mereka tampil dengan lagu-lagu berbahasa Indonesia antara lain Aku dan Waktu, Ada-Ada Saja dan Jatuh Cinta.
Setelah itu di sesi kedua mereka tampil dengan lagu-lagu berbahasa Bali yang telah melambungkan nama mereka diantaranya lagu Melayangan, Made Cenik, Meong-meong dan lagu Ketut Garing menutup penampilan mereka.
Mereka memang berkolaborasi dengan Komunitas Surapradnya dan MKP Bali dalam garapan bertajuk “Dulu dan Sekarang”. Garapan pementasan lagu-lagu mereka menjadi lebih segar dengan lawakan dari MKP Bali yang berinteraksi dengan Komunitas Surapradnya seputar Kid Jaman Now, sebuah istilah yang telah menjadi viral.
“Sebagai sebuah hiburan yang melibatkan seniman-seniman muda yang kreatif, saya mengapresiasi penampilan mereka karena menghibur dan garapan visualnya menarik. Penampilan Emoni ini sudah bagus,|” apresiasi pengamat seni, Dr. I Nyoman Astita, MA.
Tampilan Emoni semakin menarik lagi ketika melibatkan anak-anak dari Komunitas Surapradnya. Menurut Astita, dari segi keterlibatan anak-anak, penampilan itu menambah keceriaan yang dapat memberikan hiburan kepada kita.
Astita berharap ke depan visi misi pembelajaran kepada anak-anak baik itu edukasi, prilaku, tentang sopan santun, tentang cara bergaul dan sebagainya dapat ditampilkan dalam pementasan-pementasan untuk memberikan pencerahan-pencerahan pada masyarakat luas. (T)