SAJAK UNTUK DENA
Pilihlah sajak yang kau suka
akan kujadikan embun di lensa rabunmu
kusisip di lembar kamus kecilku
Kita adalah dua semut ripuh
bersemuka di atas ubin bercorak kehidupan
sekedar berjumpa, enggan bicara
sembari menghayal menjadi daun ketujuh
yang jatuh tengadah di punggungmu
Jangan pamit terlalu dini
bersandarlah sebentar
mari berdialog senja
tuturkan cerita sang pengibar bendera
atau rumus-rumus kalkulus yang gelisah di kantongmu
Di sudut dekat jendela
kau menatap dirimu
menjadi Heimdall
menyaksikan ulat bulu bercinta di ranting gerimis
menjaga setapak pelangi antara bumi dan surga
jikalau aku datang agar dikirimnya sejuk dari pohon kehidupan
PEREMPUAN PENYAPU JEJAK
Ingatanku tergenang di bawah pohon mengkudu
Renyah daun kering ditimpa sandal perempuan penyapu jejak
Jas hujan ponconya menyamar menjadi musim semi
Berharap damai ranting muda akan memberi semilir sejuk
Rasanya baru kemarin jalan raya terlihat bergelombang
Bayangan kucing liar mengeluh pada trotoar
Berharap Apollo tak pernah singgah di tidur siangnya
Perempuan itu seakan ikut berpesta dengan riak hujan
Langkah penatnya menjelajah sisi
bersama suara gesekan sapu lidi dan bumi
Terlihat seperti tarian untuk setiap rintik yang jatuh linglung
gaduh riuh tetes air jatuh ke tanah
Tak ada yang tahu itu suara hujan
atau langit sedang bertepuk tangan menggoda sunyi lapangan tenis
BENALU
Tetaplah jadi benalu pada dahan gelisahku
Pagut diriku jangan luput
Aroma tanah basah di bawah kaki telanjang
Akar serabut menyusup hara pertiwi
Kita hidup untuk dirajut
Saling bertumpu
Menjalarkan hangat
Belajar arti siang yang merindukan malam
Tak paham tangan kanan tanpa kirinya
Pohon tua penyendiri
Sepi rantingnya merangkai pantun
Pada awan pengirim hujan
juga payung gadis penajaga toko
Manis tanpa beban
Begitulah setiap kelopak bunga berjatuhan
Mengering di keningmu
Berbagi biru ombak laut dalam nafasku