PUISI-PUISI LOMBA BACA PUISI KOMUNITAS MAHIMA 2020 – KATAGORI SMP
IGA Darma Putra
JELAGA
di puncak gunung yang tinggi
aku menyebut namaku berulang kali
nama adalah mantra
oleh moyangku menata
di darahku aksara tereja
mereka jadi dewa
lihatlah api
yang berkelip dari rongga rambutmu
siapa kau dan aku?
.
Rai Sri Artini
SEPOTONG SENJA DI RUMAH ITU
Sepotong senja
dari tubuhmu
Memanggil-manggil di ambang riuh
Aku tertatih-tatih oleh rindu
Melarung kenangan
Sekian lama aku telah membaringkan sepilihan sajak
Untuk membasuh bau udara
Di pepohonan pisang, nangka dan sari tanah
Sajak-sajak itu meniupkan ruh harapan
Membangkitkan mimpi dari liang malam
Meliuk jauh membawa sepotong cerita purba
Mencatat episode malam yang hikmat
Saat buih dan bara jadi Satu
Sepotong senja di rumah itu
Menjadi saksi
Segala amsal telah punah
Segala asal telah musnah
.
Devy Gita
TANGAN SIAPA
.
Itu tangan siapa?
Menggores pena
Di atas kertas tak berwarna
Garis-garis berbeda
Menumpahkan merah lalu ungu
Seperti meramu coklat dan biru
Bukankah itu kelabu
.
Itu tangan siapa?
Menyilang kuas
Mengaduk cat diatas kanvas
Menebalkan helaan napas
Menyelipkan rambut di belakang telinga
Uraikan makna dalam jingga
Nila merekah
Tawa tabur renjana
.
Ida Ayu Putri Adityarini
PULANG MALAM
Kami pulang malam
Bersama-sama
Berderet-deret
seperti kunang-kunang
menyibak kabut
dalam tikungan-tikungan
Bersama-sama
kami berjalan beriringan
layaknya semut pengembara
membawa gula-gula
ke dalam sarang penuh cerita
dengan lampu-lampu taman
kebun-kebun kenangan
dan dongeng-dongeng masa kanak
Di jalan-jalan masa silam
Kami menabur benih doa
agar tumbuh pohon-pohon harapan
tempat kami berteduh
mengistirahatkan lelah
atau tempat kami mengadu
tentang sepi sebuah kamar sempit Perlahan kami bergerak
meninggalkan lembah kecil di utara
Menggapai rumah
Lalu tertidur lelap
.
Juli Sastrawan
RENIK DAN PUCUK DAUN
Aku adalah renik
Dan kamu adalah pucuk daun
Kita bertaut di akar yang sama
Di sebuah pohon yang mencintai hal yang sama
Aku adalah pengubah rasa
Menjadikan setiap rindu sebagai senjata
Kamu adalah peneduh setiap kesejukan
Dalam setiap hamparan kegelisahan
Kita hanya sebagian
Dari sebagian lainnya
Ingin rasa bersatu
Apa daya hanya rindu yang menderu
.
AAN Anggara Surya
JALAN
Anjing berkeliaran di tengah jalan
Terasa langit menghitam
Kubiarkan dingin menyelimuti bumi di tubuhku
Dalam perjalanan menuju pelabuhan
Anjing sialan mengejarku
Wajahnya beringas
Menggigit sebelah sepatu nuraniku
Mampus aku, kabur
Dalam perjalanan menuju pelabuhan
Kudengar seseorang berkidung
Suaranya semerdu keheningan hutan
Menertawakan ketakutan dalam kesendirian
Seseorang berkidung
Anjing menggongong
Aku termenung sendirian di pelabuhan
.
Wulan Dewi Saraswati
TELAGA LOTUS
Di Telaga Lotus,
Kuterka wajah senja menyulam mantram
Lelaki renta menetaskan seribu cahaya kecil
Di antara Bunga Lotus yang kian kembang
Dan ranting dingin bersulang
Merayakan kelahiran hujan.
Di Telaga Lotus,
Suara kekawin menggiring langkah
Menuju damai
Bersama sekawanan angsa
Semakin merdu, semakin merindu
Dan puisi menjadi gurau
yang masih terkatup
dalam wangi Lotus