Tepuk Indonesia
Prok..Prok..Prok
Aku Cinta
Prok..Prok..Prok..
Indonesia
Prok..Prok..Prok
Burung Garuda
Prok..Prok..Prok
Lambang Negara
Prok.Prok..Prok
Pancasila
Prok..Prok..Prok
Dasar Negara
Prok..Prok..Prok
Merah Putih
Prok..Prok..Prok
Bendera Kita
Prok..Prok..Prok
Aku Cinta
Prok..Prok..Prok
Indonesia
Prok..Prok..Prok
Yes
Prok… prok… prok (suara tepuk tangan) terdengar menggema di sebuah sudut damai di Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem. Suara anak-anak pun bergema dengan semangat. Itulah salah satu sesi yang disukai anak-anak dalam seminar wawasan kebangsaan dan Pancasila bertajuk “Mencintai Negeri, Menjaga NKRI” di SMP Negeri 5 Kubu, Sabtu, 15 Juli 2017.
Seminar itu memghadirkan dua orang pembicara dari pihak TNI-AD yakni Danramil Kapten Infantri I Ketut Kamiyasa dari Koramil 1609-01/Buleleng dan Danramil Kapten Infantri I Wayan Suatma dari Koramil 1623-08/Kubu. Seminar diikuti sebanyak 204 siswa SMP Negeri 5 Kubu hadir juga Sekretaris Desa Tulamben, kepala dusun di lingkungan Desa Tulamben, Kepala Babinsa Desa Tulamben, Kepala SMP Negeri 5 Kubu, Ketua Komite SMP Negeri 5 Kubu, guru-guru SMP Negeri 5 Kubu, dan tentu saja mahasiswa KKN Undiksha yang berjumlah 18 orang.
Kresna Agung Pratama, selaku perwakilan mahasiswa KKN Undiksha dan ketua panitia acara mengatakan seminar ini diadakan dengan harapan untuk mencegah tumbuhnya degradasi moral di kalangan generasi muda. Seminar diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang wawasan kebangsaan dan Pancasila dan dapat menjadi tameng yang kokoh untuk menghadapi pengaruh negatif seperti pengaruh modernisasi dan teknologi informasi berkembang pesat.
“Itulah kenapa akhirnya kami, mahasiswa KKN Undiksha mengadakan acara seminar wawasan kebangsaan dan pancasila” ujarnya.
Agung juga mengatakan seminar yang diadakan ini merupakan bagian dari program kerja yang mereka canangkan dalam melakukan kegiatan KKN selama 47 hari di desa Tulamben.
Seminar wawasan kebangsaan dan Pancasila ini disambut dengan hangat oleh aparat Desa Tulamben dan pihak SMP Negeri 5 Kubu. I Gede Suka selaku sekretaris desa yang pada kesempatan tersebut mewakili kepala Desa Tulamben mengatakan bahwa kegiatan ini sangatlah positif bagi siswa-siswi SMP Negeri 5 Kubu yang sebagian besar juga merupakan warga desa Tulamben.
Hal senada juga disampaikan Kepala SMP Negeri 5 Kubu, Ni Luh Eka Sri Melani. Ia mengucapkan banyak terima kasih kepada mahasiswa KKN Undiksha Desa Tulamben yang sudah berkenan memilih SMP Negeri 5 Kubu sebagai tempat diadakannya seminar wawasan kebangsaan dan pancasila.
“Anak-anak (siswa) kelihatan sangat antusias dengan adanya seminar wawasan kebangsaan dan pancasila ini, ditambah lagi mereka diberi pita merah putih oleh kakak-kakak mahasiswa KKN dan diikatkan di kepala, sehingga ada kesan yang berbeda pada acara kali ini dibandingkan dengan acara-acara sebelumnya yang pernah terlaksana di sini” ujarnya.
Menurut Danramil Kapten Infantri I Wayan Suatma yang memberikan materi tentang wawasan kebangsaan mengenai PPBN (Pendidikan Pendahuluan Bela Negara), PPNB sangat perlu diajarkan dan dimplementasikan sedini mungkin untuk mewujudkan warga negara Indonesia yang senantiasa berkenan untuk menjaga keutuhan NKRI. Warga negara yang dimaksudkan adalah mereka yang memiliki tekad, sikap, dan tindakan yang tepat sehingga dapat menghapus segala ancaman dari manapun dan kapanpun, baik dari dalam ataupun dari luar negeri.
Yang nantinya tentu saja akan membahayakan Indonesia, termasuk kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, serta nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945. “Maka dari itu, wawasan kebangsaan harus diajarkan dan diimplementasikan di berbagai kalangan di seluruh Indonesia” tambah Suatma.
Terkait materi Pancasila yang dibawakan oleh Danramil Kapten Infantri I Ketut Kamiyasa, menurutnya degradasi moral yang terjadi pada suatu bangsa dapat disebabkan karena hilangnya jati diri bangsa itu sendiri. Maka dari itu, beliau mengajak siswa-siswi SMP Negeri 5 Kubu sebagai generasi muda Indonesia untuk senantiasa mempertahankan pancasila yang menjadi jati diri dan identitas luhur bangsa Indonesia.
Di samping itu, beliau juga menghimbau agar tidak terlena dalam pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi informasi dan dapat menyaring budaya yang masuk ke Indonesia, sehingga nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila tidak pudar dan luntur. Generasi mudalah yang mempunyai peran penting nantinya untuk menjunjung tinggi dan meneguhkan pancasila. Nah, selain membuat para peserta didik untuk sadar mencintai negeri dengan memberikan materi secara langsung mengenai wawasan kebangsaan dan pancasila, ada dua cara lagi yang digunakan untuk membangkitkan kesadaran mereka.
Mengupas Isi Sumpah Pemuda
Di tengah-tengah acara seminar, kedua danramil tersebut juga memberikan motivasi untuk menjadi warga negara Indonesia seutuhnya, yang sadar akan keberadaan bangsanya, yang senantiasa berjuang untuk memajukan negaranya, dan memiliki Indonesia sepenuhnya dengan mengupas isi sumpah pemuda bersama-sama kemudian menyajikannya kepada peserta seminar.
Sumpah yang pertama, yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia” dikupas oleh Danramil Kapten Infantri I Wayan Suatma. Ia mengajak peserta seminar untuk bersama-sama mencintai, memiliki rasa bangga, rasa homat dan loyalitas terhadap tanah air Indonesia. Danramil yang menjadi pemateri PPBN mengajak para peserta untuk mengingat kembali perjuangan para pahlawan terdahulu yang telah membuktikan cintanya kepada tanah air Indonesia dengan mengorbankan nyawa untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan, pemerasan, perampasan dan perbudakan.
Sumpah kedua yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia” dan sumpah ketiga yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia” dikupas oleh Danramil Kapten Infantri I Ketut Kamiyasa.
Ia mengajak para peserta untuk bersyukur dan berbangga sepenuh hati terhadap kekayaan dan keanekaragaam suku, adat, dan budaya yang dimiliki oleh tanah air Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dan mengutamakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, namun tidak lupa juga untuk melestarikan bahasa daerah. Ia memberi contoh nyata yang terjadi di Irian, Papua. Meskipun di sana ada kurang lebih 17 suku dan 20 bahasa, namun mereka mampu menunjukan bahwa mereka menguasai bahasa Indonesia dengan baik di samping menguasai bahasa daerah mereka. Itulah kemudian yang kemudian disebut mencintai negeri dan menjaga NKRI dengan memiliki kebanggan terhadap tanah air, bangsa dan persatuan.
Tepuk Indonesia
Ada satu lagi cara yang digunakan untuk mengajarkan siswa SMP Negeri 5 Kubu untuk lebih menambah wawasan mengenai kebangsaannya, yaitu melalui tepuk Indonesia yang diberikan oleh Danramil Kapten Infantri I Ketut Kamiyasa
Tepuk Indonesia itu adalah tepukan semangat seperti yang dikutip di awal tulisan ini. Tepuk Indonesia itu tentu saja memberikan wawasan penting yang wajib hukumnya diketahui oleh warga negara Indonesia, yaitu mengenai burung garuda yang menjadi lambang negara, pancasila yang digunakan sebagai dasar negara dan bendera merah putih sebagai bendera negara Indonesia. Adanya tepuk yang diberikan juga sangat membangkitkan semangat peserta seminar hari itu.
Danramil kapten Infantri I Ketut Kamiyasa juga mengomando para peserta untuk menyorakan tepuk Indonesia tersebut dengan penuh percaya diri. Beliau juga mengetes kelompok yang paling semangat di antara seluruh peserta. Di samping tepuk Indonesia, beliau juga mengomando para peserta untuk bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Garuda Pancasila dengan penuh semangat. (T)