Lebih Gelap dari Palung Mariana | Cerpen Anggit Rizkianto

SESAAT setelah menerima undangan pernikahan dari pacarnya, ia langsung teringat Dumbo Octopus. Lalu ia tertawa terbahak-bahak. “Apa yang lucu?” tanya Rani, pacarnya. Ia tak lekas menjawab. Diangkatnya espreso di hadapannya dan disesapnya perlahan. Itu adalah usahanya untuk menghentikan tawa di waktu yang tidak tepat. Meskipun ia tahu, itu adalah tawa getir, bukan tawa yang muncul … Continue reading Lebih Gelap dari Palung Mariana | Cerpen Anggit Rizkianto