“Tajen”: Dari I Pudak, Marakata, hingga Geertz

//Saya belum pernah melihat keputusan seorang wasit (saya) dipersoalkan oleh orang mana pun, bahkan oleh orang-orang kalah yang lebih merasa kecewa. Memang saya tak pernah melihat ketidaksetujuan sama sekali secara terang-terangan.”// — Clifford Geertz I Pudak, si penjudi itu, akhirnya menyemblih  Ni Tuung Kuning, anak perempuan tunggalnya. Pudak tak menghendaki anak itu lahir perempuan. Sejak … Continue reading “Tajen”: Dari I Pudak, Marakata, hingga Geertz