Tabanan dan Elegi Padi Bali

MENINGGALKAN Singaraja saya berkendara ke selatan. Hujan mengguyur kota ini dengan deras dan brutal. Menguapkan lumpur ke jalan-jalan. Di punggung Gitgit, sepanjang jalan short cut, kabut tebal bagai lorong alam lain. Jarak pandang hanya sepelemparan ludah. Sedang kendaraan seperti muncul tiba-tiba dari mulut makhluk mitologi asing dan mistis. Saya menggigil berselimut jas hujan murah seperti … Continue reading Tabanan dan Elegi Padi Bali