Selain “Onani”, Penulis Sastra Bali Modern Juga Harus Bisa “Memperkosa”

Ini bermula dari sebuah obrolan di depan Indomaret pada sebuah SPBU di jalan Gatot Subroto Timur, Denpasar. Dari tiga minuman dingin dan dua bungkus makanan ringan berbahan kentang, dua orang pendekar sastra Bali modern dari Klungkung yakni Komang Adnyana, dan dari Tabanan, yakni I Gede Putra Ariawan, berbicara tentang masa depan sastra Bali modern. Sebuah … Continue reading Selain “Onani”, Penulis Sastra Bali Modern Juga Harus Bisa “Memperkosa”