Mbah

Cerpen: Arya Lawa Manuaba Sejak divonis tuli total dua tahun silam, mbah selalu mengaku mendengar suara genderang setiap hari. Padahal dokter sudah menyerah. Pendengarannya tidak mungkin kembali. Usianya sudah hampir sembilan puluh. Mbah bahkan tidak bisa mendengar suaranya sendiri. Kadang-kadang jika aku pulang kerja larut malam, mbah yang girang campur cemas suka keceplosan volume. Panggilan … Continue reading Mbah