Meretas Penyimpangan dalam Perjalanan Budaya dan Spiritualitas Tanah Minangkabau pada Novel “Segala Yang Diisap Langit” karya Pinto Anugrah

KETIKA membaca sekilas sebuah rangkaian penggalan kata yang teruntai menjadi kalimat pada sampul dua dimensi novel Segala Yang Diisap Langit, saya tidak menaruh perasaan berlebih semacam tertarik, selain pada warna biru, gambar matahari, dan satu bunga yang terdapat di tampilannya. Terhadap judulnya, pikiran saya hanya menerima proyeksi apa yang terlihat oleh mata, menafsirkannya dalam bentuk … Continue reading Meretas Penyimpangan dalam Perjalanan Budaya dan Spiritualitas Tanah Minangkabau pada Novel “Segala Yang Diisap Langit” karya Pinto Anugrah