Kritik Sastra “Pribumi”: Teoritisasi atau Cita Rasa?

DALAM buku Tifa Penjair dan Daerahnja (diterbitkan pertama kali oleh Gunung Agung, 1952), H.B. Jassin menyertakan sebuah tulisan yang membuat pembaca—saya bayangkan, seperti saya—tersenyum, tergelitik. Tulisan tersebut berjudul “Gadis Jang Tjantik” (hal. 72, cetakan kedua, 1953): Pengarang2 kita jang lama melukiskan gadis jang tjantik seperti berikut: Badannja ramping sebagai pohon pinang; Rambutnja sebagai majang terurai; … Continue reading Kritik Sastra “Pribumi”: Teoritisasi atau Cita Rasa?